Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gangguan atmosfer Madden Julian Oscillation atau MJO yang kini sedang aktif memicu cuaca buruk di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya.
Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat Bastian Andriano di Mataram, Senin, mengatakan kondisi NTB yang kini sedang berada pada musim hujan juga menyebabkan cuaca buruk.
"NTB yang saat ini sedang mengalami musim hujan mendapat hujan tambahan akibat MJO. Hal itu berdampak terhadap potensi cuaca ekstrem," ujarnya.
Baca juga: Hujan sepanjang hari bakal guyur NTB
Bastian menuturkan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang diprediksi terjadi hingga sepekan ke depan, sehingga masyarakat diharapkan tetap waspada dan selalu memperhatikan informasi peringatan dini cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG.
Pada 9-15 Desember 2024, BMKG memprakirakan kondisi cuaca di Nusa Tenggara Barat umumnya cerah berawan hingga hujan lebat. Angin permukaan bertiup dengan variasi arah dominan dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan angin maksimum tujuh kilometer.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di perairan NTB awal Desember 2024
BMKG meminta nelayan untuk mewaspadai gelombang laut tinggi lebih dari dua meter di perairan Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, dan Samudera Hindia bagian selatan Nusa Tenggara Barat.
Ilmuwan cuaca dan perubahan iklim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkapkan saat ini sedang terjadi proses penggabungan dua bibit siklon, yaitu 91S dan 93S di wilayah perairan Samudera Hindia.
Menurutnya, selama proses penggabungan tersebut squall line dapat terbentuk secara intensif baik di laut maupun darat yang dihasilkan oleh lapis-lapis pusaran.
Baca juga: Masyarakat diminta waspadai cuaca ekstrem di wilayah NTB
Baca juga: NTB diguncang 7.000 gempa bumi selama setahun ini