Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Sosial Jakarta Utara mendistribusikan bantuan makanan siap saji bagi masyarakat terdampak rob di wilayah permukiman warga Muara Angke, Kelurahan Pluit, Penjaringan, sejak Jumat (12/12) hingga Senin ini.
“Bantuan makanan siap saji diberikan sebanyak tiga kali setiap hari,” kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Rizqon Hermawan di Jakarta.
Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Utara memastikan warga terdampak mendapatkan kebutuhan dasar selama kondisi darurat berlangsung.
Rizqon mengatakan kawasan terdampak banjir pesisir atau banjir rob di kawasan Muara Angke Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, meliputi kawasan permukiman warga di RT 02, 03, 04 dan RT 05 RW 22 Kelurahan Pluit.
Ia menyebutkan, ketinggian air di kawasan permukiman warga fluktuatif dengan ketinggian maksimal mencapai sekitar 60 centimeter (cm).
"Bantuan makanan siap saji ini untuk memastikan warga terdampak mendapatkan kebutuhan dasar selama kondisi darurat berlangsung," katanya.
Rizqon mengatakan bahwa bantuan yang diberikan jajarannya menyesuaikan dengan kebutuhan warga. Seperti pada Jumat (12/12) pihaknya mengalokasikan sebanyak 1.500 makanan siap saji untuk tiga kali waktu makan.
Baca juga: Satu RT di Pluit Penjaringan masih terendam banjir rob
Sedangkan pada Senin (16/12) ini pihaknya total mendistribusikan 2.100 paket makanan siap saji bagi warga.
“Paket makanan itu didistribusikan tiga kali waktu makan dan setiap waktu makan dibagikan sebanyak 700 paket makanan siap saji,” kata dia.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Kelurahan Pluit, Satpol PP Kepolisian dan TNI untuk mendukung kelancaran proses distribusi. Pihaknya juga terus memantau perkembangan di lapangan.
Baca juga: BIG ajak pakar geodesi dunia tanam mangrove
"Sedangkan bantuan akan terus kita siagakan sesuai kondisi dan permintaan dari perangkat wilayah," tegasnya.
Lurah Pluit, Ahmad Faizal menjelaskan, sejak kejadian rob menggenangi pemukiman, Jumat (12/12) lalu, tidak ada warga yang melakukan pengungsian.
Ia menilai hal itu terjadi karena ketinggian air di permukiman warga hanya berkisar 60 sentimeter di titik terdalam.
"Kami telah siagakan petugas bila memang kondisi memburuk dan warga butuh bantuan untuk evakuasi," kata dia.