Mataram (ANTARA) - Fenomena banjir rob mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak dan aktivitas melaut nelayan setempat berhenti di Kampung Bugis, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Ketua RT 06 Kampung Bugis, Misbah, menyebutkan bahwa banjir rob kali ini termasuk yang cukup parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Banjir rob merupakan bencana tahunan, dan masyarakat di sekitar Kampung Bugis pasti terkena dampaknya setiap tahun. Kali ini dampaknya cukup parah terutama bagi warga yang rumahnya berada di bibir pantai," ungkapnya saat ditemui di Mataram, Selasa.
Selain aktivitas ekonomi masyarakat terganggu karena nelayan tidak bisa melaut, Misbah mengungkapkan ada beberapa rumah mengalami kerusakan bahkan roboh.
Baca juga: Kampung Bugis di Ampenan Mataram butuh tanggul permanen
Kondisi cuaca yang lembab dan air yang menggenang juga menyebabkan warga mengalami penyakit, seperti demam dan flu.
"Kami sempat membuat tanggul dari karung berisi pasir secara gotong royong sebagai antisipasi, tapi tidak bertahan lama. Kami berharap pemerintah bisa melanjutkan pembangunan tanggul permanen, karena bendungan yang sudah dibangun sebelumnya sudah cukup membantu," ucapnya.
Selain itu, Ketua RT 04 Kampung Bugis, Hamdan, menjelaskan bahwa banjir rob berlangsung selama dua hari dan satu malam pada 28-29 Oktober 2025.
"Air di bawah tanggul bisa mencapai enam meter, sementara di pemukiman warga setinggi satu sampai dua meter. Untungnya, tanggul yang dibangun sebelumnya cukup membantu menahan air, karena dulu bisa sampai tiga hingga empat meter ke rumah warga," ujarnya.
Baca juga: BPBD distribusi geobag ke warga terdampak banjir rob di Mataram
Hamdan mengungkapkan saat ini bantuan bagi warga terdampak belum sepenuhnya diterima oleh mereka.
"Biasanya masyarakat mendapat bantuan berupa sembako, tapi kali ini belum ada. kami berharap pemerintah tidak hanya memberi sembako, tetapi juga bantuan lain seperti bahan bangunan untuk memperbaiki rumah yang rusak," papar Hamdan.
Banjir rob yang terjadi setiap tahun di kawasan pesisir Kampung Bugis menjadi perhatian warga. Mereka berharap agar pemerintah daerah dapat menindaklanjuti pembangunan tanggul permanen dan memperkuat sistem mitigasi bencana agar dampak serupa tidak terus berulang di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, BPBD Kota Mataram telah menyalurkan 80 lembar geobag (karung) untuk pembangunan tanggul darurat dan menyiagakan regu rim reaksi cepat untuk wilayah pesisir.
Baca juga: BPBD siagakan posko darurat antisipasi banjir rob di Mataram
Baca juga: Rumah membelakangi laut bentuk adaptasi hadapi ancaman rob di Mataram
Baca juga: Penduduk Ampenan Mataram tingkatkan kewaspadaan hadapi banjir rob
