Mataram (ANTARA) - Masyarakat Kampung Bugis di Kelurahan Bintaro, Ampenan, Kota Mataram membutuhkan pembangunan tanggul permanen guna mencegah dampak banjir yang selalu muncul setiap fase purnama.
Ketua Rukun Tetangga 04 Kampung Bugis, Hamdan, saat ditemui di Mataram, Selasa, menyampaikan bahwa masyarakat menginginkan tanggul dibangun secepatnya agar mereka tenang.
"Belum ada untuk dibangun yang paten," ujarnya.
Berdasarkan pantauan ANTARA pada pinggir pantai Kampus Bugis, Dinas PUPR Kota Mataram tengah membangun tanggul sementara.
Baca juga: Cegah abrasi, Tanggul ban insang siap dipasang di Pantai Ampenan Mataram
Menurut Hamdan, Dinas PUPR Kota Maataram mengantisipasi banjir rob dengan membangun tanggul dari karung pasir dan pancang-pancang dari bambu.
Sementara itu, Ketua RT 06 Kampung Bugis, Misbah, menyampaikan bahwa tanggul sementara yang sebelumnya dibuat dengan karung berisi pasir tidak mampu menahan banjir rob.
"Kalau pemerintah bergerak pasang tanggul, itu baru aman. Karung dihantam ombak sekali dua kali, sudah rusak, ga kuat," tegas Misbah.
Ia juga menyebut bahwa tahun sebelumnya pemerintah kota juga melepaskan batuan besar sebagai bentuk penanggulangan banjir rob.
Baca juga: Anggaran perbaikan tanggul akibat banjir di Mataram sebesar Rp7 miliar
Batuan tersebut sangat membantu untuk mengurangi dampak kerusakan akibat banjir rob.
Di sisi lain, Hamdan menegaskan kembali, masyarakat mengharapkan pemerintah secepatnya membangun tanggul paten agar masyarakat merasa lebih aman dan nyaman.
Dampak banjir rob paling parah dirasakan oleh RT 03. Hal ini disebabkan kawasan tersebut berada paling dekat dengan bibir pantai.
Kawasan lain yang merasakan dampak signifikan adalah RT 04 dan 05. Bahkan ketinggian air yang masuk ke rumah warga mencapai satu hingga dua meter.
Baca juga: Kerusakan tanggul di Mataram akibat banjir butuh Rp7 Miliar untuk pemulihan
Baca juga: Cegah abrasi, Pembangunan tanggul sementara di Mataram tuntas
