Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), saat ini telah menuntaskan pembangunan tanggul sementara pada dua titik yang dinilai mendesak untuk mencegah abrasi pantai akibat gelombang pasang saat cuaca ekstrem.
"Dua lokasi yang sudah selesai kami buat tanggul sementara adalah pesisir Pantai Pondok Perasi dan Mapak, dengan panjang masing-masing sekitar 140-150 meter," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Senin.
Ia mengatakan dua lokasi itu diprioritaskan untuk dikerjakan karena kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman penduduk yang rata-rata merupakan nelayan.
Baca juga: PUPR Mataram tangani tanggul jebol akibat cuaca ekstrem
Sementara titik ketiga yakni di kawasan pesisir Pantai Bom Ampenan segera dikerjakan dengan anggaran Rp200 juta, karena saat ini sedang dalam tahap persiapan serta perlengkapan administrasi.
"Untuk di Pantai Bom Ampenan, tidak ada kendala teknis tapi kami butuh waktu untuk persiapan dokumen dan anggaran karena menggunakan pihak ketiga. Jangan sampai sudah dikerjakan, tapi anggaran kami belum siap," katanya.
Menurutnya, pembuatan tanggul sementara pada dua titik yang sudah selesai dikerjakan itu menggunakan sistem dua lapis yakni lapis pertama menggunakan tanggul dari geobag berisi pasir. Satu geobag bisa sampai 150 kilogram pasir.
Baca juga: Anggaran bangun tanggul atasi abrasi di Mataram sebesar Rp600 juta
Kemudian pada lapis kedua menggunakan batu boulder dipasang dengan sistem hanya dilepas berjejer, menjorok ke pantai sekitar 3-4 meter. Pemasangan batu boulder itu tidak disusun seperti tanggul, melainkan hanya dilepas biasa. Tujuannya untuk memecah dan menahan gelombang serta agar nelayan tetap bisa menurunkan perahu mereka ketika hendak melaut.
"Kalau batu boulder disusun tinggi, nelayan tidak bisa, kesulitan menurunkan perahu," katanya.
Batu boulder ini merupakan batu alam yang memiliki berat satu batu hingga satu kubik, sehingga satu dam batu boulder hanya berisi 2-3 batu.
Pemasangan batu boulder untuk antisipasi abrasi selama ini cukup efektif dan hampir sama dengan riprap.
Baca juga: Cegah abrasi, Pemasangan tanggul ban insang di Mataram dilanjutkan
Menurutnya, pembuatan tanggul darurat dengan geobag dan batu boulder pada dua lokasi yang sudah selesai itu termasuk cepat, karena mendapat dukungan dari berbagai pihak dengan pertimbangan penanganan kedaruratan sehingga dinilai mendesak.
Seperti Balai Wilayah Sungai (BSW) membantu dengan alat berat, Pertamina membatu kebutuhan BBM sehingga anggaran di dua titik itu, bisa lebih optimal.
"Saat terjadi gelombang pasang, ratusan kepala keluarga di kawasan tersebut terdampak banjir rob," katanya.
Data Dinas PUPR Kota Mataram menyebutkan untuk pembuatan tanggul sementara pada tiga lokasi itu, Pemkot Mataram mengalokasikan anggaran sekitar Rp600 juta atau satu titik masing-masing Rp200 juta.
Baca juga: Antisipasi abrasi, Tanggul "ban insang" dipasangan di Pantai Penghulu Agung Mataram
Baca juga: BPBD usulkan pemasangan tanggul permanen atasi longsor di Mataram
Baca juga: PUPR Mataram pasang tanggul darurat antisipasi longsor susulan di Sungai Ancar
Baca juga: Pemkot Mataram butuh Rp45 miliar untuk pengaman tanggul pantai