Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, segera melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk melanjutkan program memasang tanggul dengan menerapkan metode ban insang sebagai langkah antisipasi mencegah abrasi akibat cuaca ekstrem.
"Hasil evaluasi kami di Lingkungan Penghulu Agung, Ampenan, yang sudah terpasang tanggul ban insang, cukup efektif mencegah abrasi pantai," kata Camat Ampenan Muzakkir Walad di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya setelah melihat langsung lokasi tanggul ban insang yang dipasang sejak dua tahun lalu di Penghulu Agung sepanjang sekitar 100 meter, kini tidak ada lagi air yang masuk ke permukiman warga sehingga manfaatnya dirasakan langsung warga di kawasan tersebut.
Baca juga: Sekitar 500 KK di Mataram terdampak abrasi pantai
Biasanya ketika terjadi gelombang pasang, kata dia, air masuk ke permukiman warga dan menjadi langgan untuk di sedot agar air genangan cepat surut.
"Program ban insang belum bisa kami lanjutkan karena takut menyalahi teknis dan kaidah kebencanaan," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Kota Mataram terkait sistem yang ditetapkan sebagai uji coba dan inisiatif penanganan abrasi pantai yang mudah dan murah karena hanya menggunakan ban mobil bekas dan tali.
Baca juga: Dua sampan nelayan Mataram hanyut akibat abrasi pantai
Menurut dia, metode ban insang adalah membuat tanggul menggunakan ban mobil bekas yang dibelah menjadi dua kemudian diikat dan disusun seperti insang ikan.
Dengan teknik itu, ketika terjadi gelombang pasang maka pasir akan mengendap di ban sehingga dalam waktu lama terjadi tumpukan pasir dan akan terlihat seperti daratan dan menjorok ke lautan.
Tumpukan pasir yang sudah menjadi daratan, bisa ditanami mangrove dan waru sebagai bagian mitigasi bencana. Selain itu, juga bisa untuk menambatkan perahu nelayan.
Dengan ban insang, nelayan tidak khawatir ketika hendak menurunkan dan menambatkan perahu pada daratan ban insang sebab ban bersifat elastis sehingga tidak merusak perahu.
"Harapannya, melalui metode ban insang masyarakat yang berada di sempadan pantai bisa terhindar dari ancaman abrasi pantai yang setiap tahunnya terjadi saat musim angin barat," katanya.
Baca juga: Penanganan abrasi serius, Usulan Rp145 Miliar Mataram masuk ke Bappenas
Muzakir berharap, ketika program ban insang bisa diadopsi Pemerintah Kota Mataram untuk pencegahan abrasi pantai, ban insang bisa dipasang sepanjang Pantai Ampenan yang setiap tahun menjadi langgan abrasi pantai. Seperti di Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Selatan, Ampenan Tengah, dan Kelurahan Banjar.
Terakhir abrasi pantai terjadi pada Jumat (31/10) dengan ketinggian gelombang 5-6 meter berdampak pada 500 kepala keluarga (KK) di kawasan Pantai Ampenan.
Hampir setiap tahun wilayah itu terdampak banjir rob akibat gelombang tinggi karena cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang.
"Harapannya, melalui metode ban insang, bisa mengurangi dampak abrasi pantai," katanya.
Baca juga: Cegah abrasi, Pembangunan tanggul sementara di Mataram tuntas
Baca juga: Anggaran bangun tanggul atasi abrasi di Mataram sebesar Rp600 juta
