Bekasi (ANTARA) - Kabag Strategi Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kementerian Agama Moh Khoeron menyebut bahwa Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengedepankan internalisasi nilai agama untuk mencegah korupsi.
"Pada banyak kesempatan, Pak Menteri kerap menyampaikan kegundahannya mengenai adanya gap yang sangat lebar antara para pemeluk agama dengan nilai-nilai agama yang dipeluknya. Semua agama meyakini kejujuran. Namun, indeks korupsi kita terus mengalami peningkatan. Kejahatan terus terjadi," kata Khoeron mengutip ucapan Menag Nasaruddin Umar dalam acara "Sosialisasi Program Moderasi Beragama Direktorat PAI", di Bekasi, Jawa Barat, Jumat.
Khoeron mengatakan bahwa Kementerian Agama disebut berhasil bila kesenjangan antara pemeluk agama dengan ajaran agamanya semakin mengecil.
"Bila semakin lebar gap keduanya, itu bagian dari kegagalan Kementerian Agama," katanya.
Baca juga: Ini syarat-syarat pendaftaran petugas haji 2025
Terkait hal ini, menurut dia, Menag Nasaruddin Umar sangat concern untuk menghilangkan kesenjangan ini. Ia mengatakan, Menag Nasaruddin Umar yakin jika semua pemeluk agama melaksanakan ajaran agamanya masing-masing, mungkin tidak perlu ada lembaga antirasuah dan penegak hukum.
"Barangkali tidak perlu ada pintu rumah yang harus dikunci," katanya mengutip ucapan Nasaruddin Umar.
Menurut dia, jika semua orang menjalankan ajaran agamanya, maka kehidupan seharusnya menjadi aman, damai, dan tenteram. Untuk itu, Menag Nasaruddin Umar melakukan pendekatan melalui pendidikan yang salah satunya menawarkan kurikulum berbasis cinta.
Baca juga: Kemenag dan BPH sudah susun MoU terkait pembiayaan haji
"Pentingnya mengajarkan anak tentang kasih sayang, cinta. PR kita itu bukan menyatukan yang berbeda tetapi bagaimana membiasakan anak-anak kita, membiasakan diri kita nyaman hidup dalam keberagamaan, dalam keberagaman," katanya.