Jakarta (ANTARA) - Beberapa kapal perang TNI Angkatan Laut dari dua komando armada berbeda latihan di Selat Malaka dan Samudera Pasifik untuk memperkuat naluri tempur dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai ancaman di laut.
Dari jajaran Komando Armada (Koarmada) I, KRI Torani-860 latihan bersama pesawat patroli maritim NC 212-200 MPA P-8203 di Selat Malaka, yang merupakan perairan perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmada I Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan saat dihubungi di Jakarta, Senin, menjelaskan KRI Torani-860 dan pesawat P-8203 latihan bersama pada sela-sela menjalankan tugas operasi berpatroli di Selat Malaka, Rabu (8/1).
“Latihan berlangsung sehari dan usai latihan, dua unsur melanjutkan patroli di sektor masing-masing, disertai pertukaran informasi kontak permukaan untuk mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi operasi,” kata Kolonel Yoni.
Dia mengatakan latihan itu juga menjadi upaya memperkuat koordinasi antara kapal perang dan pesawat patroli, serta untuk meningkatkan pengamanan di Selat Malaka yang merupakan salah satu jalur pelayaran sibuk internasional.
Baca juga: TNI-AL's 2024 success: 33 smuggling, 24 trafficking attempts thwarted
KRI Torani, yang merupakan kapal patroli cepat (PC) 40 meter TNI AL dan pesawat patroli maritim P-8203, saat ini berada di bawah komando dan kendali taktis Gugus Keamanan Laut Komando Armada I TNI AL.
Di Selat Malaka, beberapa materi yang diikuti KRI Torani dan pesawat patroli maritim P-8203, mencakup latihan prosedur operasi gabungan udara (air joining procedure), dan latihan pertahanan udara (air defense exercise).
Di tempat terpisah, dua kapal perang TNI AL yang saat ini berada di bawah kendali Gugus Keamanan Laut Koarmada III, yaitu KRI Panah-626 dan KRI Bawal-875, juga berlatih bersama di Samudera Pasifik, Minggu (12/1).
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada III TNI AL Letkol Laut (S) Ajik Sismianto saat dihubungi di Jakarta, Senin, menjelaskan latihan itu bertujuan untuk memperkuat koordinasi antarkapal perang, dan memperkuat naluri tempur prajurit.
“Latihan berlangsung sehari, dan materinya mencakup manuver taktis, flaghoist (komunikasi antarkapal menggunakan isyarat bendera), dan replenishment at sea approach (RASAP),” kata Letkol Ajik.
RASAP merupakan prosedur pembekalan di tengah laut, dilakukan oleh dua kapal yang berlayar saling mendekat untuk mengirimkan bahan bakar, amunisi, ataupun logistik lainnya.
Baca juga: TNI AL gelar rapat finalisasi di Bali
Dalam siaran resmi Komando Armada III, Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan menyatakan latihan tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengasah kemampuan prajurit, tetapi juga menjadi kesempatan antarkapal bertukar informasi-informasi strategis.
“Latihan itu sangat penting untuk mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi operasi, khususnya dalam pengamanan wilayah utara Papua di perairan Samudera Pasifik,” kata Pangkoarmada III.
Dia menjelaskan latihan-latihan semacam itu, yang rutin dilaksanakan oleh kapal-kapal perang dari Koarmada III diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan profesionalisme para pengawak kapal perang saat menjalankan tugas operasi menjaga kedaulatan dan keamanan perairan di wilayah timur Indonesia.