Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong pelaku industri pariwisata di wilayah itu untuk lebih inovatif dan kreatif guna mengatasi ketergantungan pada kegiatan pemerintah yang selama ini menjadi salah satu sumber pemasukan menyusul kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah.
"Kita sudah banyak pengalaman bagaimana dengan efisiensi ini, contoh saat COVID-19 melanda banyak kegiatan ditiadakan. Intinya bagaimana semua pelaku industri berinovasi dan kreatif menghadapi kebijakan efisiensi anggaran ini," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Pemerintah Provinsi NTB, Fathul Gani di Mataram, Selasa.
Ia menilai setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentu dilandasi perhitungan yang cermat dan matang. Kalau pun ada kekurangan pasti akan di evaluasi, tinggal masalah waktu saja.
"Sabar saja dulu, karena cepat atau lambat pasti akan ada evaluasi dari pemerintah pusat. Karena kebijakan (efisiensi anggaran, red) berlaku di kita. Tapi negara lain seperti Malaysia, Jepang, Korea, China, negara-negara di Eropa, Amerika tidak terpengaruh efisiensi anggaran," ujarnya.
"Tinggal sekarang itu, bagaimana cara kita memiliki kemampuan menarik minat wisatawan dari negara-negara itu untuk datang ke daerah kita. Jadi harus pandai-pandai inovasi dalam situasi ini. Karena tidak bisa menyalahkan diri sendiri atau pun orang lain, mari kita berbenah sama-sama," kata Fathul Gani.
Menurut dia, pemerintah daerah patut mensyukuri bahwa pemerintah pusat memberikan kepercayaan empat kegiatan pariwisata di NTB masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 yang diumumkan Kementerian Pariwisata.
"Terpenting sekarang itu, bagaimana kita siapkan logistik, akomodasi, sarana dan prasarana destinasi disiapkan dengan baik. Termasuk juga sapta pesona dan kualitas SDM khususnya di lingkar destinasi diberikan edukasi, dibenahi dan ditingkatkan," ucapnya.
Lebih jauh, Fathul mengatakan, penyiapan dan peningkatan sarana dan prasarana dan SDM pariwisata ini penting untuk dilakukan, sehingga nantinya masyarakat khususnya mereka yang berada di lingkar destinasi merasa memiliki daerah wisata-nya. Di mana keseharian mereka bisa mendapatkan mata pencarian dari destinasi tersebut.
"Kita memiliki target 2,5 juta orang kunjungan wisatawan baik nusantara dan mancanegara di 2025. Mudah-mudahan bisa tercapai, makanya seluruh pemda juga harus berinovasi dan kreatif meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerahnya," katanya.
Baca juga: Gubernur NTB, NTT dan Bali perkuat konektivitas dan pariwisata saat retret
Diketahui empat agenda kegiatan pariwisata di NTB masuk dalam kegiatan Kharisma Event Nusantara 2025 yang diumumkan Kementerian Pariwisata.
"Alhamdulillah kementerian pariwisata mengumumkan 110 KEN 2025. Alhamdulillah dari 110 itu, NTB ada empat kegiatan yang masuk KEN," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.
Baca juga: Pemprov NTB respons dampak efisiensi anggaran terhadap ekonomi daerah
Ia menyebutkan empat agenda pariwisata NTB yang masuk dalam KEN 2025, yakni Alunan Budaya Desa Pringgasela di Kabupaten Lombok Timur. Festival Rimpu Mantika di Kota Bima, Perang Topat di Kabupaten Lombok Barat dan Gili Festival di Kabupaten Lombok Utara.
"Kalau di bandingkan provinsi lain, seperti NTT dan Bali tetangga terdekat, kita (NTB) dapat empat, Bali tiga, NTT ada tiga," katanya.