Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengingatkan Badan Urusan Logistik untuk segera mengeluarkan simpanan jagung hasil pengadaan tahun 2024 sebanyak 51 ribu ton dari gudang-gudang penyimpanan.
Kepala BPS NTB Wahyudin dalam pernyataan di Mataram, Senin mengatakan, dalam waktu dekat musim panen jagung segera tiba di Nusa Tenggara Barat.
"Bulog harus segera mempersiapkan untuk gudang penyimpanan gabah ataupun beras. Sebanyak 51 ribu ton jagung itu harus dibawa ke luar," katanya.
BPS mencatat Nusa Tenggara Barat menghasilkan jagung sebanyak 1,2 juta ton sepanjang bulan Januari sampai Desember 2024.
Baca juga: Polda NTB panen raya jagung jaga ketahanan pangan
Pada Januari sampai April 2025, potensi produksi jagung mencapai 683,95 ribu ton. Potensi kenaikan produksi itu sebesar 56,51 persen atau sekitar 246,96 ribu ton dibandingkan produksi pada Januari sampai April 2024.
"Lebih dari setengah produksi jagung tahun 2024 bisa dapatkan dari Januari sampai April 2025," kata Wahyudin.
Pada Januari 2025, Nusa Tenggara Barat mengirim jagung melalui transportasi laut sebanyak 72.454 ton. Puluhan ribu ton jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen tersebut tidak ada yang berasal dari gudang-gudang Bulog.
Baca juga: Luas tanam jagung di Lombok Tengah pada 2025 ditargetkan 22.618 hektare
Lebih lanjut dia mengatakan, bila jagung milik Bulog yang kini masih tersimpan tidak segera dikeluarkan, maka berpotensi mempengaruhi tingkat serapan Bulog terhadap hasil produksi petani dan mempengaruhi harga.
Ketika panen raya, namun angka serapan rendah berpeluang menurunkan harga jagung dan menimbulkan gejolak di tingkat petani jagung lokal di Nusa Tenggara Barat.
"Data-data ini harus kita gunakan untuk antisipasi ke depan untuk memitigasi terkait kesiapan gudang dan juga kesiapan antisipasi harga," pungkas Wahyudin.
Baca juga: Petani di Sumbawa Barat dapat bantuan bibit jagung sebanyak 125 ton
Baca juga: Produksi jagung di NTB 2025 ditarget capai 4 juta ton
Baca juga: Pj Gubernur NTB minta Bulog optimalkan serap gabah dan jagung petani