Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Jakarta World Cinema (JWC) bekerjas ama dengan Himpunan Mahasiswa Film dan Televisi (Himafisi) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej) menggelar road show dan workshop yang digelar di aula FIB Unej.

JWC merupakan festival film tingkat internasional yang dimulai sejak tahun 2022 dan sudah ratusan film dari banyak negara yang mendapatkan apresiasi sangat bagus dari penonton film. JWC memutar film-film seni tetapi juga menimbang ketertarikan penonton.

"Tahun ini JWC akan menggelar 'Klikfilm Short Movies Competition' yakni kompetisi film pendek yang bisa diikuti oleh para sineas muda dari seluruh Indonesia, termasuk dari Jember dan sekitarnya," kata Festival Director JWC Shandy Gasella di Jember, Sabtu.

Melalui kompetisi film pendek tersebut, JWC ingin memberi kesempatan kepada para sineas muda yang memiliki gagasan kreatif untuk mengirim film-film mereka

Ia menjelaskan bahwa ajang tersebut menjadi ajang bagi para sineas untuk merasakan atmosfer kompetisi film sekaligus mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari para sineas yang akan memberikan materi dalam master class.

"Kami juga memastikan bahwa proses seleksi dan kurasi dalam kompetisi tersebut akan mengedepankan profesionalisme," katanya.

Sementara Dekan FIB Unej Prof Nawiyanto berharap kerja sama antara JWC dan Himafisi bisa terus berlanjut di masa mendatang agar para sineas muda di kampus bisa mendapatkan inspirasi kreatif.

"Event itu merupakan kesempatan bagus bagi para mahasiswa dan sineas muda Jember untuk mendapatkan pengetahuan dan soft skill tentang bagaimana menyiapkan produksi film yang bisa diikutkan kompetisi," katanya.

Baca juga: BPJAMSOSTEK gelar Workshop Inclusive

Dalam sesi workshop, sutradara film komedi populer "Sah Katanya" Loeloe Hendra memberikan materi bagaimana memunculkan premis sebelum membuat naskah film di hadapan lebih dari seratus peserta yang terdiri dari mahasiswa dan perwakilan komunitas film pelajar di Jember.

"Setiap sineas pasti memiliki premis yang ingin direalisasikan. Tentu, dibutuhkan kecakapan kreatif berbasis pengetahuan, riset, dan pengalaman sehingga skenario yang akan menjadi bahan utama produksi film bisa menarik," tutur Loeloe yang juga mengajar di Jogja Film Academy.

Baca juga: Komunitas di Mataram mengajak UMKM tumbuhkan minat bisnis mahasiswa

Dalam workshop, Loeloe juga memberikan komentar terhadap premis yang ditulis oleh para peserta, sehingga mereka bisa tahu kelebihan dan kekurangan.

Dengan belajar langsung dari sutradara nasional, peserta mendapatkan inspirasi dan pengetahuan yang menjadikan mereka berani untuk memproduksi film yang bisa diikutkan kompetisi.


Pewarta : Zumrotun Solichah
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025