Lombok Utara (Antaranews NTB) - Wahana Visi Indonesia (WVI) telah membangun sebanyak 1.241 toilet untuk para korban gempa bumi di Kabupaten Lombok Timur, dan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Operation Team Leader WVI Lombok, Johny Noya, di Lombok Utara, Selasa, mengatakan pihaknya memberikan bantuan pembangunan toilet berdasarkan hasil survei lapangan dan laporan warga korban gempa bumi.
"Kami melihat salah satu hal yang sangat dibutuhkan setelah gempa adalah kebutuhan akan sanitasi terutama jamban karena rumah-rumah hancur bersama jamban juga. Sementara para pengungsi berkumpul di satu tempat lalu beberapa anak mulai diare dan kita temukan orang banyak buang air besar sembarangan," katanya.
Di sela mendampingi para sponsor yang mengunjungi Dusun Kapu, Desa Jenggala, Lombok Utara, Johny mengatakan pembangunan toilet yang dilengkapi dengan tanki air (tandon) dilakukan bekerja sama dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat.
Proses pengerjaan dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat. Artinya, warga diarahkan untuk membangun sarana sanitasi tersebut secara mandiri.
"WVI hanya menyediakan bahan-bahannya, mulai dari jamban, tandon, dinding, atap dan kayu. Warga yang membangun secara gotong-royong karena toilet tersebut untuk dimanfaatkan bersama," ujarnya.
Ia menyebutkan sepasang toilet yang dibangun untuk laki-laki dan perempuan dilengkapi dengan tandon air berkapasitas 1.200 liter. Total jumlah tandor air yang disalurkan sebanyak 446 unit untuk 1.241 toilet.
Ribuan toilet yang sudah terbangun tersebar di Kecamatan Sambelia, dan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Kedua kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling pertama menjadi perhatian karena terdampak parah akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada 29 Juli 2018.
Lokasi sasaran lainnya adalah beberapa desa di Kecamatan Tanjung, dan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Kedua lokasi tersebut termasuk daerah paling parah terdampak rentetan gempa bumi berkekuatan 6-7 Skala Richter yang terjadi pada 29 Juli hingga Agustus 2018.
Penentuan lokasi tersebut juga berdasarkan keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang membagi wilayah-wilayah yang dibantu oleh NGO.
Total jumlah wilayah kerja WVI Lombok yang tersebar di empat kecamatan tersebut sebanyak 20 desa dan 106 dusun dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 33.395 kepala keluarga atau 133.580 jiwa, termasuk di dalamnya anak-anak sebanyak 12.840 orang.
"Fasilitas toilet yang sudah kami bangun sangat bermanfaat, terutama untuk anak-anak dan orang lanjut usia," ujarnya.
Rumetit (48), salah seorang ibu rumah tangga warga Dusun Kapu, Desa Jenggala, Lombok Utara, mengaku sangat senang dengan bantuan pembangunan toilet dari WVI Lombok.
"Sebelum ada toilet ini, saya mandi dan buang air besar di sungai. Sekarang saya tidak perlu lagi membangunkan suami untuk mengantar ke sungai jika ingin buang air saat tengah malam," tutur isteri Sarta tersebut.
WVI adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. (*)
Operation Team Leader WVI Lombok, Johny Noya, di Lombok Utara, Selasa, mengatakan pihaknya memberikan bantuan pembangunan toilet berdasarkan hasil survei lapangan dan laporan warga korban gempa bumi.
"Kami melihat salah satu hal yang sangat dibutuhkan setelah gempa adalah kebutuhan akan sanitasi terutama jamban karena rumah-rumah hancur bersama jamban juga. Sementara para pengungsi berkumpul di satu tempat lalu beberapa anak mulai diare dan kita temukan orang banyak buang air besar sembarangan," katanya.
Di sela mendampingi para sponsor yang mengunjungi Dusun Kapu, Desa Jenggala, Lombok Utara, Johny mengatakan pembangunan toilet yang dilengkapi dengan tanki air (tandon) dilakukan bekerja sama dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat.
Proses pengerjaan dilakukan dengan cara memberdayakan masyarakat. Artinya, warga diarahkan untuk membangun sarana sanitasi tersebut secara mandiri.
"WVI hanya menyediakan bahan-bahannya, mulai dari jamban, tandon, dinding, atap dan kayu. Warga yang membangun secara gotong-royong karena toilet tersebut untuk dimanfaatkan bersama," ujarnya.
Ia menyebutkan sepasang toilet yang dibangun untuk laki-laki dan perempuan dilengkapi dengan tandon air berkapasitas 1.200 liter. Total jumlah tandor air yang disalurkan sebanyak 446 unit untuk 1.241 toilet.
Ribuan toilet yang sudah terbangun tersebar di Kecamatan Sambelia, dan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Kedua kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling pertama menjadi perhatian karena terdampak parah akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada 29 Juli 2018.
Lokasi sasaran lainnya adalah beberapa desa di Kecamatan Tanjung, dan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Kedua lokasi tersebut termasuk daerah paling parah terdampak rentetan gempa bumi berkekuatan 6-7 Skala Richter yang terjadi pada 29 Juli hingga Agustus 2018.
Penentuan lokasi tersebut juga berdasarkan keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang membagi wilayah-wilayah yang dibantu oleh NGO.
Total jumlah wilayah kerja WVI Lombok yang tersebar di empat kecamatan tersebut sebanyak 20 desa dan 106 dusun dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 33.395 kepala keluarga atau 133.580 jiwa, termasuk di dalamnya anak-anak sebanyak 12.840 orang.
"Fasilitas toilet yang sudah kami bangun sangat bermanfaat, terutama untuk anak-anak dan orang lanjut usia," ujarnya.
Rumetit (48), salah seorang ibu rumah tangga warga Dusun Kapu, Desa Jenggala, Lombok Utara, mengaku sangat senang dengan bantuan pembangunan toilet dari WVI Lombok.
"Sebelum ada toilet ini, saya mandi dan buang air besar di sungai. Sekarang saya tidak perlu lagi membangunkan suami untuk mengantar ke sungai jika ingin buang air saat tengah malam," tutur isteri Sarta tersebut.
WVI adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. (*)