Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan untuk memudahkan upaya penanganan pascabencana banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu (6/7).

"Dengan penetapan status tanggap darurat bencana, memungkinkan kami melakukan penanganan dengan mengerahkan potensi yang ada sesuai kebijakan dan regulasi yang ada," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Ahmad Muzaki, di Mataram, Senin.

Selama 14 hari ke depan, katanya, akan dilakukan evaluasi dan jika kondisi meningkat maka status akan diperpanjang tetapi kalau tidak akan dilanjutkan dengan tahap pemulihan.

Baca juga: Banjir terparah di Mataram, Pemkot data kerusakan dan kerugian

Ia mengatakan, dengan status tanggap darurat bencana tersebut, kini sudah dibentuk satu Posko Tanggap Darurat 2025 terpusat di halaman Pendopo Wali Kota Mataram.

Pembentukan posko itu sesuai dengan regulasi bencana dan hanya satu yang akan menjadi pusat, sehingga bisa memudahkan koordinasi dan menggerakkan semua pihak terkait.

"Sementara posko yang ada di kelurahan, kepolisian, dan lainnya hanya bersifat sementara," katanya.

Di Posko Tanggap Darurat 2025, juga telah dibuka dapur umum dari tim Dinas Sosial Mataram dan didukung dapur umum lapangan milik BPBD Kota Mataram.

Baca juga: Tim SAR evakuasi korban banjir di Mataram hingga Dini Hari

Kota Mataram dilanda banjir pada Minggu (6/7), yang dipicu intensitas hujan deras dan merata.

Akibatnya, sebanyak 7.676 rumah terendam banjir dengan ketinggian hingga satu meter dan 7.676 kepala keluarga (KK) atau sekitar 30.681 jiwa mengungsi dan satu orang meninggal dunia karena tersengat listrik di Ampenan.

Menurut dia, enam kecamatan yang terdampak banjir antara lain Kecamatan Sandubaya meliputi 7 kelurahan, yakni Kelurahan Bertais, Selagalas, Babakan, Abian Tubuh, Mandalika, Dasan Cermen, dan Kelurahan Turida.

Baca juga: Banjir Mataram renggut korban jiwa, Puluhan ribu warga terpaksa mengungsi

Kemudian Kecamatan Mataram meliputi Kelurahan Pagutan, Pagutan Timur, Pagesangan Timur, dan Mataram Timur.

Sementara untuk Kecamatan Sekarbela, wilayah yang terdampak yakni Kelurahan Kekalik Jaya, Karang Pule, Tanjung Karang, dan Jempong Baru.

Untuk Kecamatan Selaparang, kelurahan terdampak yakni Kelurahan Dasan Agung Baru dan Gomong, sedangkan di Kecamatan Cakranegara yang terdampak Kelurahan Karang Taliwang, Mayura, Cakranegara Selatan Baru, dan Cakranegara Barat.

"Tadi malam kami buka sekitar 30 titik pengungsian, baik di masjid, sekolah, rumah warga terdekat, maupun fasilitas umum lainnya," kata dia.

Namun hari ini, lanjutnya, rata-rata mereka sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dari sisa banjir berupa lumpur dan sampah.

Baca juga: Pendopo Wagub NTB dan 14 kantor pemerintahan di Mataram terendam banjir
Baca juga: Tiga masalah utama penyebab banjir di Mataram, ungkap Gubernur NTB
Baca juga: Sebanyak 30 ribu jiwa terdampak banjir di Mataram
Baca juga: Banjir Mataram disebabkan empat faktor cuaca, Ini penjelasan BMKG


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025