Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebut kebutuhan anggaran untuk menangani kerusakan tanggul akibat banjir 6 Juli 2025 di Mataram sekitar Rp7 miliar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Rabu, mengatakan kebutuhan anggaran itu untuk pemasangan bronjong pada tanggul yang rusak atau longsor akibat banjir di 45 titik.

"Sebanyak 45 titik itu, ada di aliran Kali Ancar, Kali Unus, Sungai Breyok, serta saluran irigasi di kawasan pemukiman," katanya.

Baca juga: Dukcapil usulkan 20.000 keping blangko KTP untuk korban banjir di Mataram

Ia mengatakan kebutuhan anggaran tersebut merupakan hasil asesmen sementara yang dilakukan terhadap titik-titik tanggul yang terdampak banjir.

Kebutuhan anggaran itu sudah diajukan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram untuk dilakukan kajian dan dipilah berdasarkan skala prioritas penanganan.

"Mana titik yang akan dikerjakan dengan dana APBD Kota Mataram atau ada juga pihak-pihak lain yang mau melakukan intervensi," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram tetapkan status transisi darurat ke pemulihan pasca-banjir

Prinsipnya, data kerusakan tanggul akibat banjir sudah disiapkan Dinas PUPR sesuai hasil asesmen. Sedangkan terkait siapa yang berbuat apa dan siapa yang mau melakukan intervensi tinggal mengambil data yang sudah ada.

Lale mengatakan jika melihat skala prioritas dari 45 titik yang sudah di asesmen beberapa lokasi dinilai mendesak, antara lain di bawah Pasar Karang Sukun, Pasar Sindu dan Lingkungan Kebun Duren.

Untuk desain penanganan di lokasi tersebut, Dinas PUPR menyarankan untuk menggunakan bronjong atau tumpukan batu besar diikat dengan jaring besi.

"Konsep bronjong dinilai lebih tahan lama, memperkuat bibir sungai agar tidak terjadi longsor," katanya.

Baca juga: Perbaikan jembatan rusak akibat banjir di Mataram siap ditender

Selain itu, bekerja sama dengan Badan Pertahanan Nasional (BPN) untuk pemasangan patok batas tanah warga sesuai sertifikat, sehingga tidak ada lagi yang mengambil sempadan sungai.

Seperti halnya pemasangan bronjong bagian kiri dan kanan di Kali Ancar Karang Kemong oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) tuntas dan sempadan sungai kini sudah rapi.

"Semoga tidak ada lagi warga yang membangun rumah atau fasilitas lainnya di atas bronjong dan semoga banjir awal bulan Juli, bisa menjadi pelajaran bagi warga sekitar," katanya.

Baca juga: Sebanyak 30 unit huntara dibanbgun untuk korban banjir di Mataram
Baca juga: Mataram dapat bantuan ratusan alat kebersihan dari BNPB
Baca juga: Status tanggap darurat bencana banjir Mataram hingga 19 Juli 2025


Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025