Mataram (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Mataram, berkolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram serta tim reaksi cepat, memasang tanggul darurat untuk penanganan sementara di pinggir Sungai Jangkuk, Dasan Agung, Kota Mataram.
Pengawas Pelaksana BWS Nusa Tenggara I Mataram Endang Wahyudin di Mataram, Selasa, mengatakan, pemasangan tanggul dilakukan dengan mengisi geobag dengan pasir.
"Langkah itu, menjadi penanganan darurat atau sementara guna mengantisipasi dampak longsor agar tidak meluas," katanya ketika di temui melakukan pengawasan di sela pemasangan tanggul darurat.
Ia mengatakan, untuk penanganan sementara tersebut pihaknya bekerja sama dengan tim Dinas PUPR, tim reaksi cepat, dan aparat kelurahan setempat.
Jumlah geobag yang disiapkan untuk membuat tanggul darurat sebanyak 100 lembar. Geobag tersebut memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan karung biasa, sehingga diyakini dapat mencegah terjadi longsor susulan.
"Panjang longsor yang akan kami pasangkan tanggul sementara sekitar 12-15 meter," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram asesmen longsor di pinggir Sungai Jangkuk
Sedangkan untuk penanganan permanen, lanjut Endang, akan diupayakan tahun 2026, dengan sistem batu pasangan atau sesuai konstruksi semula.
Akan tetapi, selain akan menangani titik longsor kemungkinan akan diusulkan perbaikan sekaligus ke arah barat hingga Jembatan Dasan Agung, sebab kondisi jalan tersebut juga sudah retak dan aspal turun sehingga dikhawatirkan bisa memicu longsor susulan.
"Dengan kondisi tersebut, kami memprediksi jalan pinggir sungai yang akan diperbaiki sekitar 40-50 meter," katanya.
Namun demikian, pihaknya belum bisa menyebutkan kisaran kebutuhan anggaran untuk penanganan permanen kawasan tersebut.
Baca juga: Pemkot Mataram pasang bronjong antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
Pastinya pihaknya perlu menghitung kebutuhan dan koordinasi dengan Dinas PUPR Kota Mataram, mana yang akan ditangani BWS dan mana yang ditangani Pemerintah Kota Mataram.
"Seperti halnya penanganan longsor di Pejeruk Kebun Bawah, Ampenan, Mataram," katanya.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Lale Widiahning sebelumnya mengatakan, bencana longsor di pinggir Sungai Jangkuk yang terjadi pada Minggu (30/11-2025), dipicu karena Kota Mataram berurut-urut diguyur hujan dengan intensitas deras hingga sedang.
Baca juga: Pemkot Mataram mengingatkan warga bantaran sungai waspada bencana
Akibatnya, air hujan meresap ke dalam tanah dan meningkatkan kadar air di lapisan bawah sehingga mengurangi kekuatan tanah dan membuatnya bergerak ke bawah dan terjadi longsor.
"Apalagi, lokasi titik longsor itu kondisi sebelumnya sudah rusak," katanya.
Karena itu, sekitar bulan April 2025, jalan yang longsor tersebut sudah diperbaiki karena terjadi retakan hingga membuat aspal turun dan pecah.
"Perbaikan, waktu itu kami lakukan dengan sistem rabat. Tetapi ternyata kondisi bawahnya belum kuat dan terjadilah longsor," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menanam pohon tabebuya di pinggir Sungai Jangkuk
