Jumlah kasus HIV-AIDS di NTB capai 4.000 orang

id NTB,Dinas Kesehatan NTB,Kasus HIV-AIDS NTB,Pemprov NTB

Jumlah kasus HIV-AIDS di NTB capai 4.000 orang

Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri dikonfirmasi wartawan di Mataram, Senin (1/12/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hamzi Fikri mengatakan setiap tahun terjadi peningkatan kasus HIV-AIDS di wilayah itu dan sampai tahun 2025 sudah ada 4.000 orang terjangkit penyakit tersebut.

"Angka kita ada di 4.000 kasus. Itu kumulatif dari beberapa tahun. Karena HIV ini tren-nya terus naik tahun ke tahun, tetap ada peningkatan kasus karena keaktifan kita menemukan penderita HIV-AIDS," ujarnya di Mataram, Senin.

Ia mengatakan kenaikan kasus HIV-AIDS di NTB ini sudah seperti fenomena gunung es, sehingga diperlukan langkah pencegahan. "Dia muncul di atas, tapi di bawah permukaan masih banyak. Jadi, seperti ini data kita," ucap Hamzi Fikri.

Berdasarkan data kasus yang ada, penderita penyakit HIV-AIDS ini sudah merambah semua kalangan. Paling dominan dialami LSL atau Lelaki Sesama Lelaki.

"Bahkan ada ibu rumah tangga dan berbagai macam profesi ada juga yang terkena HIV," ujarnya.

Baca juga: Jumlah orang dengan HIV/AIDS di NTB mencapai 2.021

Menurutnya, NTB sudah memiliki fasilitas pemeriksaan orang menderita HIV-AIDS tersebut. Begitu juga dengan obat-obatan cukup tersedia.

"Faskes sudah kita siapkan, tinggal orang yang memeriksakan diri ini bisa kita lakukan dengan tes skrining. Kita sudah aktif membuka layanan, baik itu di klinik maupun puskesmas," ucapnya.

Lebih lanjut Hamzi Fikri menyampaikan persentase temuan kasus baru untuk kabupaten/kota di NTB sampai 2025 mencapai 73 persen.

"Angka yang sudah kita obati itu 84 persen. Sampai saat ini target dan sasaran HIV-AIDS, penyakit infeksi menular belum ada target yang diberikan Kemenkes tahun 2025, karena itu masih pakai target pengendalian HIV-AIDS 2022-2024, masih memakai pencapaian target global 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui statusnya, 95 persen dari mereka menerima pengobatan, dan 95 persen dari yang diobati mencapai supresi virus," ucapnya.

"Kalau capaian skrining kita di NTB itu per Oktober 94,8 persen dengan capaian terendah di Kabupaten Bima dengan nilai 61 persen, dan Dompu 51 persen. Kalau penemuan kasus baru 73 persen. Terendah di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara ditinjau target penemuan," kata Hamzi Fikri.

Baca juga: Belasan warga Lombok Timur meninggal akibat penyakit HIV/AIDS

Untuk upaya pencegahan di masyarakat, pihaknya telah meminta penggunaan kondom secara konsisten, menghindari berbagi jarum suntik atau peralatan suntik narkoba lainnya, serta menggunakan obat-obatan Profilaksis Pra-Paparan (PrEP) atau pasca-paparan (PEP) jika diperlukan.

Selain itu, kata dia, penting untuk tidak berganti-ganti pasangan, mengikuti program edukasi, serta tidak menggunakan narkoba suntik. Termasuk, diperlukan adanya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri dan ini menjadi tantangan tersendiri.

"Edukasi-edukasi terus juga kita lakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV. Kalau dari sisi logistik sudah cukup tersedia di faskes-faskes kita. Karena ini program pusat sehingga berapa pun kita minta dikirim kan pusat," katanya.

Baca juga: Sebanyak 578 warga di Lombok Tengah terindikasi HIV
Baca juga: PKK NTB sosialisasikan pencegahan HIV-AIDS

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.