Denpasar (ANTARA) - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kanti meluncurkan buku terbaru karya Dr. Robert Akyuwen yang berjudul “Teknologi Pengaturan dan Pengawasan Perbankan : Regtech & Suptech”.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba, menjelaskan substansi buku tersebut penting untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai penerapan regulasi.
“Buku ini menjelaskan regulasi perbankan berkontribusi terhadap kesiapan industri, termasuk kewajiban menanggung 20 persen biaya operasional. Kami harapkan buku ini bisa menjadi pegangan bersama baik bagi perbankan maupun regulator agar tidak ada perbedaan persepsi dalam penerapan aturan,” katanya serangkaian acara diskusi “Literasi Keuangan serta Pemaparan Arah Digitalisasi BPR di Masa Depan,” di Gianyar-Bali, Rabu.
Arya Amitaba mengatakan kesamaan pemahaman antara regulator, pengawas, dan pelaku perbankan menjadi kunci agar implementasi regulasi berjalan selaras.
“Digitalisasi di perbankan, khususnya BPR, adalah keniscayaan. Melalui kerja sama dengan BPR Nusantara, kami berharap dapat menjawab persoalan layanan, mulai dari penggunaan QRIS, mobile banking, hingga efisiensi proses kredit dan operasional. Ini diharapkan menjadi vibrasi positif bagi seluruh BPR di Bali,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Bali, YB Handaru Purnasakti, mengapresiasi forum tersebut sekaligus mengingatkan pentingnya penguatan kapasitas digital dan manajemen risiko.
“Forum seperti ini sangat menginspirasi, tetapi yang terpenting adalah implementasi. Agar BPR mampu bersaing, perlu diperkuat permodalan sebagai buffer sekaligus penguatan manajemen risiko, karena setiap pengembangan teknologi digital selalu mengandung risiko,” katanya.
Buku terbaru karya Dr. Robert Akyuwen yang berjudul “Teknologi Pengaturan dan Pengawasan Perbankan : Regtech & Suptech”. (ANTARA/dok-BPR Kanti)
Handaru mengatakan bahwa digitalisasi BPR harus disesuaikan dengan kapasitas masing-masing lembaga.
“Jika belum siap meluncurkan produk layanan, bisa dimulai dengan peningkatan sistem operasional internal terlebih dahulu. Setelah permodalan cukup, barulah diwujudkan dalam produk dan layanan kepada masyarakat,” ucapnya.
Peluncuran buku dan forum diskusi ini diharapkan memperkuat sinergi antara BPR, regulator, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan industri perbankan, khususnya di era digital.
Rektor Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar Prof. Dr I Made Damriyasa menyoroti menurunnya minat generasi muda melanjutkan pendidikan tinggi, terutama di perguruan tinggi swasta.
“Perkembangan teknologi informasi serta regulasi yang ada saat ini membuka peluang baru dalam sistem pembelajaran. Unhi telah mengembangkan beberapa program unggulan yang diharapkan dapat menarik minat calon mahasiswa,” katanya.
Baca juga: BPR Kanti gelar seminar nasional bertajuk "Strategi BPR Menghadapi Lesunya Kredit dan Antisipasi CKPN"