Mataram (ANTARA) - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal membantah kelangkaan elpiji subsidi 3 kilogram di wilayah itu lantaran dipakai untuk memenuhi kebutuhan memasak dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program makan bergizi gratis (MBG) di wilayah setempat.

"Itu karena ada permintaan tinggi sehingga terjadi kelangkaan. Hal yang sama pernah terjadi di Pulau Sumbawa bulan lalu. Alhamdulillah, kita bisa selesaikan dalam waktu satu hari," ujarnya dikonfirmasi di Mataram, Rabu.

Menurut dia, pihaknya sudah berbicara dengan Pertamina terkait persoalan kelangkaan elpiji subsidi 3 kilogram tersebut. Namun, Iqbal menegaskan bahwa kelangkaan tersebut tidak ada kaitannya karena dipakai untuk kebutuhan memasak di dapur SPPG untuk program MBG.

"Nggak usah berspekulasi seperti itu (MBG). Kan tidak ada datanya yang menunjukkan seperti itu. Memang permintaan sedang tinggi dan pasti ada penggunaan di luar yang diperuntukkan, seperti halnya di Pulau Sumbawa pada saat itu. Terjadi kelangkaan itu bukan karena permintaan yang peruntukannya naik tapi karena banyak yang menggunakan di sektor nelayan sehingga langka di pasar," tegas Miq Iqbal sapaan akrabnya.

Baca juga: Sejumlah pangkalan batasi penjualan elpiji bersubsidi di Lombok

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaluddin Malady juga menegaskan kelangkaan elpiji yang terjadi saat ini lantaran lonjakan permintaan di tengah masyarakat untuk kebutuhan memasak memperingati Maulid Nabi bukan karena pemakaian di dapur MBG.

"Kami sudah menanyakan persoalan ini ke Pertamina. Itu memang setiap tahun sering. Apalagi ini maulid sebulan penuh di Lombok. Di Lombok dengan provinsi lain beda. Di Lombok di maulid ini benar-benar orang melaksanakan masak memasak tidak henti-henti, tentu kebutuhan pasti meningkat," ujarnya.

Baca juga: Disdag klaim stok elpiji 3 Kg tak langka di Lombok Timur

Menurutnya, dari pembicaraan dengan Pertamina, perusahaan plat merah tersebut telah meminta penambahan kuota elpiji 3 kilogram untuk NTB. Namun, berapa jumlah kuota yang diminta pihaknya tidak  mengetahuinya. Meski begitu, pihaknya berharap menghadapi hari-hari besar keagamaan kuota elpiji harus bisa ditambah dua kali lipat tergantung kebutuhan.

"Kita belum tahu kuota-nya berapa. Tapi ketika ada hari besar keagamaan seperti ini (maulid) harusnya ditambah. Jadi, nggak perlu lagi kita ribut-ribut setiap tahun. Tapi, kami yakin kalau sudah berjalan koperasi merah putih di setiap kabupaten/kota, desa dan lurah di situ ada stok elpiji, beras, gula, sembako akan disiapkan koperasi merah putih, sehingga bisa terpenuhi," terang Jamaluddin.

Baca juga: Pertamina prioritaskan penyaluran elpiji bersubsidi langsung ke rumah tangga pengguna

Meski demikian, lanjut Jamaluddin, pihaknya bersama kabupaten/kota akan turun melakukan pengawasan untuk mencegah pemakaian elpiji 3 kilogram tidak disalahgunakan sesuai dengan peruntukannya.

"Kita imbau elpiji 3 kilogram ini tidak boleh dipakai oleh pengusaha, pemilik hotel, restoran, pabrik/industri tembakau. Karena haram hukumnya. Tapi ini dipakai untuk masyarakat miskin, karena sudah jelas penggunaan tabung elpiji 3 kilogram itu," katanya.

Baca juga: Disdag Mataram usulkan ekstra droping elpiji 3 kilogram ke Pertamina

Baca juga: Pemkot Mataram surati Pertamina untuk gelar OP elpiji 3 kilogram


Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025