Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memberikan edukasi kepada masyarakat yang berada di sempadan sungai sebagai langkah mitigasi bencana banjir.

"Setiap kami turun memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir akibat luapan air sungai, kami juga memberikan edukasi," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Kamis. 

Hal tersebut disampaikan menyikapi longsor di Kelurahan Rembiga akibat hujan deras yang mengguyur Kota Mataram selama dua hari pada pekan lalu yang memicu peningkatan debit air sungai dan berdampak pada robohnya pagar rumah warga di kawasan tersebut. 

Berdasarkan hasil tim kaji cepat, katanya, tembok warga yang roboh itu berada pada bantaran sungai yang semestinya tidak ada bangunan.

"Tembok yang dibangun terlalu pinggir, sehingga dari sisi keamanan dan kenyamanan sangat rawan. Semestinya tidak dibangun sampai pinggir sungai meskipun itu lahan sendiri," katanya. 

Terkait dengan itu, pihaknya sudah memberikan edukasi kepada pemilik rumah agar ke depan bisa menjadi pertimbangan saat membangun tembok. Kejadian itu menjadi pelajaran yang harus diperhatikan guna menghindari terjadinya bencana serupa.

Baca juga: Posko darurat gelombang pasang di Mataram dibongkar

Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan bantuan berupa bahan makanan, selimut, serta karung untuk diisi pasir untuk membuat tanggul darurat.

Sementara untuk perbaikan tembok warga, katanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram.

Baca juga: BPBD siagakan posko darurat antisipasi banjir rob di Mataram

"Kami berharap bencana ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lainnya yang berada di sempadan sungai," katanya.

Ia mengatakan, banjir bandang yang terjadi 6 Juli 2025 cukup menjadi pelajaran dan pengalaman yang harus diperhatikan dan diwaspadai dengan tidak menjadikan sempadan sungai sebagai tempat tinggal.

"Sempadan sungai tidak layak untuk ditempati atau dibangun, meskipun itu lahan sendiri," katanya lagi.


Pewarta : Nirkomala
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025