Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengirim 102 atlet untuk berlaga dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XVII dan Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Peparpenas) XI di Jakarta pada 1-10 November 2025.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan ajang olahraga pelajar itu tidak sekadar ditujukan untuk mengejar prestasi atau medali, melainkan juga menjadi sarana pembentukan karakter, melatih jiwa sportivitas, dan melatih mental pemenang.

"Bertanding bukan semata karena medali, tapi jadikan ajang itu untuk melatih jiwa sportifitas, kejujuran, dan mental pemenang yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk membentuk generasi unggul," ujarnya di Mataram, Jumat.

Gubernur Iqbal menyampaikan pemerintah daerah turut memberikan dukungan melalui alokasi dana APBD untuk transportasi atlet. Sementara itu, biaya konsumsi dan akomodasi ditanggung Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui skema APBN.

Baca juga: Atlet Lombok Tengah raih delapan medali di PON Bela Diri Kudus 2025

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB Wirawan Ahmad menjelaskan Popnas dan Peparpenas merupakan ajang olahraga nasional bagi pelajar, termasuk pelajar penyandang disabilitas.

"Biasanya kegiatan itu digelar bersamaan dengan PON. Tahun ini dipindahkan ke Jakarta karena Aceh dan Sumatera Utara belum siap menjadi tuan rumah,” kata Wirawan.

Pemerintah NTB menargetkan tiga medali emas bagi kontingen pelajar Nusa Tenggara Barat dari cabang olahraga atletik, karate, dan pencak silat.

Baca juga: Sebanyak 250 atlet dari 13 provinsi ikuti Kejurnas Muaythai di NTB

Pada ajang sebelumnya, Nusa Tenggara Barat meraih dua medali emas dan tahun ini naik menjadi tiga emas berdasarkan potensi atlet yang ada.

Cabang olahraga yang diikuti kontingen NTB, di antaranya atletik, karate, taekwondo, tenis meja, tinju, wushu, pencak silat, renang, panjat tebing, senam artistik, senam ritmik, panahan, menembak, bola voli pantai, judo, dan angkat besi.


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025