Mataram (ANTARA) - Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Bappeda NTB) menyatakan koridor kerja sama regional Bali dan Nusa Tenggara (Bali-Nusra) dapat menyumbang kontribusi ekonomi sebesar 2,4 hingga 2,5 persen pada 2029.
"Koridor Bali-Nusra menjadi lokomotif pertumbuhan, sehingga ini menjadi tanggung jawab bagi Nusa Tenggara Barat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Bappeda NTB Iswandi di Mataram, Jumat.
Iswandi berpesan agar seluruh perangkat daerah maupun juga masyarakat yang berada pada ketiga provinsi Bali-Nusra untuk meninggalkan prinsip kompetisi, lalu mengganti dengan prinsip kolaborasi dan sinergi.
Baca juga: Strategi integrasi pariwisata Bali-NTB-NTT mulai disiapkan
Menurutnya, komitmen dari seluruh perangkat daerah diperlukan untuk berkolaborasi dalam mewujudkan standar pariwisata global sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KR-BNN) tersebut mengarah kepada upaya peningkatan kunjungan turis ke tiga provinsi. Jika sebelumnya kunjungan ke Bali mendominasi, setelah KR-BNN terjalin, maka diharapkan mobilitas turis-turis dari Bali dapat meluas hingga NTB dan NTT.
Iswandi memaparkan perlu konektivitas antar provinsi, baik dari segi transportasi darat, laut, hingga udara untuk mewujudkan target mobilitas turis.
Koridor Regional Bali-Nusra tersebut tidak hanya berdampak terhadap pengembangan infrastruktur, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif bertaraf internasional.
Baca juga: Bali, NTB dan NTT sepakati bangun super hub pariwisata
Sebelumnya, relasi antara NTB dan Bali sudah terjalin dalam sektor perdagangan. Melalui KR-BNN, relasi ini lantas dapat diperkuat lebih jauh lagi.
"Neraca perdagangan Bali 25 persen itu dipenuhi oleh luar provinsi. Dari 25 persen kebutuhan perdagangan Provinsi Bali sebanyak 45 persen berasal dari NTB," papar Iswandi.
Pendapatan per kapita masyarakat NTB dan NTT saat ini masih tergolong rendah, sementara Bali sudah tergolong tinggi. Oleh karena itu, Bali didorong agar dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi pada wilayah Bali-Nusra.
Lebih lanjut Iswandi menyampaikan KR-BNN terjalin karena ada kesamaan arah pembangunan di Kepulauan Sunda Kecil. Ketiga provinsi berfokus terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif bertaraf internasional.
Ketiga provinsi juga memiliki karakteristik geografis yang serupa, yakni berbentuk wilayah kepulauan. Hal itu memudahkan bagi ketiga daerah untuk dapat saling membantu dalam menyusun strategi pengelolaan daerah karena kemiripan geografis.
Baca juga: Bank Indonesia gelar QRIS Jelajah Balinusra libatkan sembilan tim terbaik