Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan permintaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk mendapatkan insentif pembiayaan bagi industri furnitur bertujuan meningkatkan daya saing pelaku usaha nasional di pasar global.

Ia mengatakan bahwa Kadin tengah menghadapi tekanan persaingan dengan negara lain seperti Vietnam, terutama dari sisi biaya pembiayaan.

"Daya saing mereka dengan luar, ada Vietnam segala macam dari sisi pembiayaan, terganggu karena bunga lebih rendah dari negara sana," kata Purbaya seusai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Menkeu menjelaskan Kadin mempertanyakan apakah pemerintah memiliki skema pembiayaan yang dapat membantu para pelaku industri furnitur, khususnya untuk menekan beban biaya modal.

Menurutnya, salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Namun, ia mengakui penyaluran pembiayaan LPEI ke industri furnitur saat ini masih relatif kecil.

"Saya kan punya LPEI, saya akan lihat LPEI seperti apa, bukan hanya bunga tinggi, tetapi jumlah uang yang disalurkan LPEI masih rendah. Mereka bilang cuma Rp200 miliar, padahal kebutuhan industri furnitur bisa sampai Rp16 triliun," jelasnya.

Namun demikian, Purbaya menegaskan pemerintah akan melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap kondisi internal LPEI. Hal itu mengingat lembaga tersebut sebelumnya menghadapi sejumlah permasalahan yang perlu dibenahi.

Baca juga: Kadin usulkan insentif hingga deregulasi industri furnitur

Lebih lanjut, pemerintah terbuka untuk memberikan insentif atau dukungan pembiayaan sepanjang kebijakan tersebut tepat sasaran dan mampu meningkatkan daya saing industri nasional, khususnya sektor furnitur yang memiliki potensi ekspor besar.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia mengusulkan insentif hingga deregulasi industri furnitur kepada Purbaya.

"Kami tadi mendiskusikan kira-kira deregulasi atau insentif apa yang bisa dilakukan, mulai dari pendanaan sampai juga fokus bagaimana industrialisasinya," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemenkeu imbau pemda percepat belanja APBD

Dia menjelaskan peluang ekspor furnitur global bisa mencapai 300 miliar dolar AS, sedangkan porsi Indonesia saat ini baru sekitar 2,5 miliar dolar AS. Data ini menandakan kontribusi industri furnitur Indonesia relatif kecil di tengah peluang pasar ekspor yang besar.

Dalam pertemuan dengan Purbaya, pengusaha mengusulkan berbagai skema dukungan yang bisa diberikan pemerintah. Selain pendanaan dan strategi industrialisasi, pengusaha juga menyampaikan pertimbangan diversifikasi pasar yang lebih merata, mengingat saat ini pasar ekspor furnitur Indonesia masih terpusat ke Amerika Serikat dengan porsi mencapai 60 persen.


 


Pewarta : Maria Cicilia Galuh Prayudhia/Andi Firdaus
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025