Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan lingkungan PohonCair memperkuat komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui pemanfaatan teknologi mikroalga sebagai solusi penyerapan karbon sekaligus sarana edukasi publik dan green branding yang transparan.
Melalui teknologi tersebut, PohonCair menawarkan alternatif pengurangan jejak karbon bagi perusahaan maupun instansi pemerintah dengan pendekatan yang terukur dan dapat dipantau secara terbuka oleh masyarakat.
PohonCair menggunakan cairan mikroalga alami yang diklaim mampu menyerap hingga 131,4 kilogram karbon dioksida per tahun per unit, atau setara dengan kemampuan delapan hingga 13 pohon dewasa. Teknologi ini dikemas dalam sistem photobioreactor yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) untuk menampilkan data penyerapan karbon secara real-time.
Setiap unit instalasi dilengkapi kode respons cepat (QR code) yang dapat dipindai publik untuk mengetahui kinerja lingkungan secara langsung. Pendekatan ini dinilai menjawab kebutuhan transparansi dalam praktik keberlanjutan, sekaligus menghadirkan solusi kota hijau yang efisien dari sisi ruang.
Baca juga: Pertamina-IPB bersinergi kembangkan biogas mikroalga di NTB
Co-Founder PohonCair dari mahasiswa Universitas Prasetita Mulya Business School, Rael Danier mengatakan transparansi menjadi fondasi utama dalam keberlanjutan modern, khususnya bagi perusahaan yang ingin menunjukkan komitmen lingkungan secara nyata.
“Melalui PohonCair, kami menghadirkan cara baru bagi perusahaan untuk memperlihatkan aksi lingkungan yang dapat diverifikasi publik. Setiap unit bukan sekadar instalasi, tetapi simbol aksi hijau yang hidup, menyerap karbon, memproduksi oksigen, sekaligus memberi nilai edukatif,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa.
Selain fokus pada penyerapan karbon, PohonCair juga menjalankan kampanye edukasi publik terkait kualitas udara dan perubahan iklim, terutama di kawasan perkotaan. Program ini dilakukan melalui aktivasi di ruang publik seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, hingga kawasan transportasi.
Melalui pendekatan tersebut, PohonCair memperkenalkan teknologi mikroalga sebagai salah satu solusi masa depan untuk menciptakan kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, dengan dampak lingkungan yang dapat diukur secara ilmiah.
Baca juga: BRIN dukung manfaatkan mikroalga sebagai sumber pangan
Inisiatif ini juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor, mulai dari industri rokok, energi, properti, perbankan, hingga badan usaha milik negara. Kerja sama tersebut diarahkan untuk memperkuat implementasi ESG melalui pendekatan green advertising yang tidak hanya berorientasi citra, tetapi juga menghasilkan dampak lingkungan nyata.
PohonCair menyiapkan laporan ESG digital yang diterbitkan secara berkala sebagai bagian dari akuntabilitas, sehingga mitra kolaborasi dapat memantau kontribusi lingkungan yang dihasilkan dari setiap instalasi.
Dengan pendekatan teknologi, edukasi, dan transparansi data, PohonCair menargetkan dapat menjadi bagian dari ekosistem solusi hijau perkotaan sekaligus mendukung upaya nasional dalam pengendalian emisi dan pembangunan berkelanjutan.
Kelompok dari mahasiswa Universitas Prasetita Mulya Business School ini terdiri atas Juan Aulia Maulana, Moh. Rael Danier, Vega Aulia, Vincentius Ian, dan Wellaza F. Kuanima yang bekerja secara kolaboratif dalam merancang dan mengembangkan gagasan PohonCair.
Baca juga: Mahasiswa UGM kembangkan mikroalga bahan alternatif minyak goreng