Mataram (ANTARA) - Seorang siswa SMAN 1 Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Aldi Irfan protes ke pihak sekolahnya karena tidak lulus.

Aldi Irfan kepada wartawan di Mataram, Senin, mengatakan, aksi protesnya ini merupakan bagian dari rasa ketidakadilan yang dilakulan oleh pihak sekolahnya.

"Saya heran, kok saya sendiri tidak lulus. Sementara teman-teman yang lain lulus semua, ada apa ini," kata Aldi.

Padahal jika dilihat dari nilai UNBK, Aldi masuk dalam urutan 192 dari 222 siswa kelas IPS.

Karena itu, Aldi menduga bahwa dia tidak lulus bukan karena nilainya yang dibawah rata-rata kelulusan. Melainkan dia menilai dirinya mendapat perlakuan tidak adil karena sering memprotes kebijakan sekolah yang menurutnya terlalu otoriter.

"Jadi saya di sini tidak diberikan keadilan," ucapnya.

Aksi protes Aldi pun mendapat dukungan dari orang tua dan keluarganya. Nu'in, ayah Aldi, merasa kecewa dengan keputusan pihak sekolah yang tidak meluluskan anaknya tersebut.

Menurut Nu'in, Aldi adalah tipikal anak yang berbakti dan penurut. Namun kalau pun permasalahannya karena Aldi sering mengkritik kebijakan sekolah, Nu'in sangat menyayangkan hal tersebut.

"Kami sangat menyangkan hal ini terjadi pada anak kami, padahal Aldi ini anaknya penurut dan sangat berbakti kepada kedua orang tua," ucap Nu'in.

Upaya berkali-kali meminta klarifikasi pihak sekolah, Nu'in tidak kunjung mendapatkan harapannya. Melainkan Kepala SMAN 1 Sembalun, jelasnya, bersikeras untuk tidak meluluskan anaknya dengan alasan perilaku selama di sekolah kurang baik.

Namun perkara ini telah sampai ke telinga pemerintahan. Pasalnya, Nu'in menerima informasi bahwa pihak sekolah dipanggil Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB.

"Senin besok kita datang lagi, kalau hasilnya tetep ngotot tidak mau meluluskan, kami akan ambil jalur hukum," ujarnya.

Pewarta : Dhimas Budi Pratama
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024