Mataram, 17/1 (ANTARA) - "Kampung digital" di RT 01, Lingkungan Peresak Timur, Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang pembentukannya diprakarsasi komunitas "Pelopor Rumah Tangga (RT) Digital" kini semakin berkembang.
Kepala Seksi Pelayanan Media Cetak dan Elektronik pada Balai Pelayanan Informasi, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB, Fairuzzabadi, di Mataram, Sabtu mengatakan, sejak diresmikan Wakil Gubernur NTB, Ir H Badrul Munir 19 Desember 2008, jumlah anggota komunitas semakin bertambah banyak.
"Komunitas kampung digital tidak hanya di RT 01, Lingkungan Peresak Timur, tetapi juga sudah terbentuk di lingkungan lainnya yang ada di Kelurahan Pagutan, bahkan meluas ke kecamatan lain," ujar Fairuz yang juga salah seorang inisiator terbentuknya kampung digital.
Di kelurahan tersebut kini telah terbentuk komunitas kampung digital dengan nama "Lombok Bloger", namun masing-masing mereka masih menggunakan internet secara perorangan, berbeda dengan di RT 01 memiliki tempat khusus untuk bermain internet.
Sejalan dengan semakin menyebarnya informasi mengenai kampung digital tersebut semakin banyak yang datang untuk meminta informasi seputar komunitas pengguna internet tersebut, bahkan banyak dari luar Kota Mataram, seperti Lombok Barat, Lombok tengah dan Lombok Timur.
Menurut dia, di dalam komunitas kampung digital masing-masing ada yang memimpin yang sekaligus sebagai pengawas kemungkinan ada anggotanya yang mengakses situs-sitsu yang tidak berguna, seperti situs porno.
Fairuz mengatakan, sekarang ini semakin banyak ibu rumah tangga yang datang ke kampung digital untuk sekedar mengakses majalah tentang perempuan, seperti Kartini dan Femina dan umumnya mereka membaca tentang mode, tentang rumah tangga dan masalah kecantikan.
Layanan internet di Kampung Digital itu menggunakan akses internet kecepatan tinggi "speedy" paket tidak terbatas (unlimited) Rp750.000 sebulan. Sedangkan komunitas Portal melibatkan 20 orang anggota yang difasilitasi dengan kabel sebanyak 10 orang dan saluran "hotspot" untuk 10 pengakses.
Sementara itu, inisiator pembentukan Kampung Digital atau Kampung Media, MF Hafidz mengatakan, terbentuknya komunitas pengguna internet berawal dari sebuah kegelisahan akan banyak pemuda yang datang ke Warung Internet (Warnet) untuk mengakses situs-situs yang tidak bermanfaat, seperti situs porno.
"Karena itu saya bersama beberapa orang warga di RT 01, Lingkungan Peresak Timur berkumpul untuk mengakses internet secara bersama-sama khususnya untuk mencari informasi yang berguna termasuk bagi pelajar banyak yang mengakses situs Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) untuk mendapatkan bahan-bahan pelajaran," ujarnya.
Bahkan, kata Hafidz, cukup banyak ibu rumah tangga yang ikut mengakses internet untuk mencari bahan bacaan menarik, dan paling banyak mengakses majalah Pemina online terutama informasi mengenai masalah kewanitaan dan artikel tentang keluarga.(*)
Kepala Seksi Pelayanan Media Cetak dan Elektronik pada Balai Pelayanan Informasi, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB, Fairuzzabadi, di Mataram, Sabtu mengatakan, sejak diresmikan Wakil Gubernur NTB, Ir H Badrul Munir 19 Desember 2008, jumlah anggota komunitas semakin bertambah banyak.
"Komunitas kampung digital tidak hanya di RT 01, Lingkungan Peresak Timur, tetapi juga sudah terbentuk di lingkungan lainnya yang ada di Kelurahan Pagutan, bahkan meluas ke kecamatan lain," ujar Fairuz yang juga salah seorang inisiator terbentuknya kampung digital.
Di kelurahan tersebut kini telah terbentuk komunitas kampung digital dengan nama "Lombok Bloger", namun masing-masing mereka masih menggunakan internet secara perorangan, berbeda dengan di RT 01 memiliki tempat khusus untuk bermain internet.
Sejalan dengan semakin menyebarnya informasi mengenai kampung digital tersebut semakin banyak yang datang untuk meminta informasi seputar komunitas pengguna internet tersebut, bahkan banyak dari luar Kota Mataram, seperti Lombok Barat, Lombok tengah dan Lombok Timur.
Menurut dia, di dalam komunitas kampung digital masing-masing ada yang memimpin yang sekaligus sebagai pengawas kemungkinan ada anggotanya yang mengakses situs-sitsu yang tidak berguna, seperti situs porno.
Fairuz mengatakan, sekarang ini semakin banyak ibu rumah tangga yang datang ke kampung digital untuk sekedar mengakses majalah tentang perempuan, seperti Kartini dan Femina dan umumnya mereka membaca tentang mode, tentang rumah tangga dan masalah kecantikan.
Layanan internet di Kampung Digital itu menggunakan akses internet kecepatan tinggi "speedy" paket tidak terbatas (unlimited) Rp750.000 sebulan. Sedangkan komunitas Portal melibatkan 20 orang anggota yang difasilitasi dengan kabel sebanyak 10 orang dan saluran "hotspot" untuk 10 pengakses.
Sementara itu, inisiator pembentukan Kampung Digital atau Kampung Media, MF Hafidz mengatakan, terbentuknya komunitas pengguna internet berawal dari sebuah kegelisahan akan banyak pemuda yang datang ke Warung Internet (Warnet) untuk mengakses situs-situs yang tidak bermanfaat, seperti situs porno.
"Karena itu saya bersama beberapa orang warga di RT 01, Lingkungan Peresak Timur berkumpul untuk mengakses internet secara bersama-sama khususnya untuk mencari informasi yang berguna termasuk bagi pelajar banyak yang mengakses situs Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) untuk mendapatkan bahan-bahan pelajaran," ujarnya.
Bahkan, kata Hafidz, cukup banyak ibu rumah tangga yang ikut mengakses internet untuk mencari bahan bacaan menarik, dan paling banyak mengakses majalah Pemina online terutama informasi mengenai masalah kewanitaan dan artikel tentang keluarga.(*)