Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebanyak 5.386 kepala keluarga atau 16.385 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Banjir terjadi akibat intensitas dan curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Kutai Kartanegara dan sekitarnya sejak Sabtu (8/6) pukul 20.00 WITA hingga Minggu (9/6) pukul 05.00 WITA," kata Sutopo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sutopo mengatakan tidak ada korban jiwa maupun pengungsi karena masyarakat memilih tinggal di rumah keluarga terdekat dan sudah kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa material banjir.
Banjir melanda dua kecamatan, yaitu Tenggarong (11 kelurahan/desa terdampak) dan Tenggarong Sebrang (tujuh desa terdampak).
Intensitas dan curah hujan tinggi juga menyebabkan terjadi longsor di 10 titik. Total dampak kerugian masih didata, sementara yang dilaporkan adalah satu rumah rusak berat, tiga rumah rusak ringan dan satu tempat ibadah rusak ringan.
Selain intensitas dan curah hujan tinggi, banjir dan longsor juga disebabkan oleh drainase yang buruk sehingga menyebabkan air meluap ke permukiman warga.
"Beberapa rumah warga juga ada yang dibangun di lereng bukit sehingga tertimbun longsor dan terancam longsor," tutur Sutopo.
Secara umum, hingga Selasa (11/6) banjir sudah mulai surut dan kondisi masyarakat sudah berangsur normal. Cuaca secara umum masih mendung dan turun hujan ringan hingga sedang.
"Kebutuhan yang mendesak adalah alat berat untuk membersihkan material longsor, alat kebersihan dan terpal," katanya.
"Banjir terjadi akibat intensitas dan curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Kutai Kartanegara dan sekitarnya sejak Sabtu (8/6) pukul 20.00 WITA hingga Minggu (9/6) pukul 05.00 WITA," kata Sutopo melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Sutopo mengatakan tidak ada korban jiwa maupun pengungsi karena masyarakat memilih tinggal di rumah keluarga terdekat dan sudah kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa material banjir.
Banjir melanda dua kecamatan, yaitu Tenggarong (11 kelurahan/desa terdampak) dan Tenggarong Sebrang (tujuh desa terdampak).
Intensitas dan curah hujan tinggi juga menyebabkan terjadi longsor di 10 titik. Total dampak kerugian masih didata, sementara yang dilaporkan adalah satu rumah rusak berat, tiga rumah rusak ringan dan satu tempat ibadah rusak ringan.
Selain intensitas dan curah hujan tinggi, banjir dan longsor juga disebabkan oleh drainase yang buruk sehingga menyebabkan air meluap ke permukiman warga.
"Beberapa rumah warga juga ada yang dibangun di lereng bukit sehingga tertimbun longsor dan terancam longsor," tutur Sutopo.
Secara umum, hingga Selasa (11/6) banjir sudah mulai surut dan kondisi masyarakat sudah berangsur normal. Cuaca secara umum masih mendung dan turun hujan ringan hingga sedang.
"Kebutuhan yang mendesak adalah alat berat untuk membersihkan material longsor, alat kebersihan dan terpal," katanya.