Mataram (ANTARA) - Kementerian Perdagangan diwakili Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda melakukan kunjungan ke salah satu importir keripik Indonesia, yaitu Intersnack BV di Lelystad, Belanda, untuk mendorong ekspor produk makanan Indonesia ke Belanda.
Kunjungan dilaksanakan di sela acara ‘Market Intelligence Workshop’. Acara ini merupakan lokakarya yang dihadiri Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), dan fungsi ekonomi dari seluruh dunia.
“Banyaknya restoran Indonesia dan diaspora Indonesia di Belanda, menjadikan negara ini sebagai pasar yang penting bagi produk makanan Indonesia,” ujar Arlinda lewat keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Intersnack BV merupakan perusahaan asal Belanda yang bergerak di sektor makanan ringan. Selain kue kering, Intersnack juga merupakan produsen camilan kacang yang cukup besar. Perusahaan ini mengoperasikan 11 manajemen unit regional di seluruh wilayah Eropa dan mengoperasikan 31 pabrik di 12 negara Eropa.
Intersnack telah mengimpor produk kue kering dari Indonesia sejak tahun 1983. Jenis keripik yang diimpor antara lain keripik udang, singkong, dan sayuran. Selain keripik, Intersnack juga mulai mengimpor kernel mete dari Indonesia.
Dalam menjalankan bisnisnya, Intersnack mempunyai konsep “growing together with supplier”, termasuk dengan penyuplai dari Indonesia.
Sebagai contoh yaitu proyek yang dilakukan Intersnack dengan penyuplai di Semarang dan Sidoarjo. Proyek tersebut bertujuan menjadikan penyuplai Indonesia memenuhi standar manajemen berkualitas dunia.
Pada kesempatan ini, Arlinda memberikan apresiasi kepada Intersnack BV yang telah menerima penghargaan Primaduta Award pada gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2018.
Selain itu, Arlinda mengajak importir Belanda tersebut untuk berpartisipasi pada gelaran TEI 2019 sekaligus mengikuti program misi pembelian di Indonesia Convention Exibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada 16 - 20 Oktober 2019.
Pada 2018, ekspor produk makanan Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 11,9 juta dolar AS, atau naik 11,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pada triwulan kedua 2019, ekspor produk makanan Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 5,14 juta dolar AS.
Selama periode lima tahun terakhir, tren ekspor aneka produk makanan Indonesia ke Belanda menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 26,5 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi aneka produk makanan Indonesia di Belanda memiliki potensi yang cukup besar. Potensi inilah yang harus dapat terus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dan eksportir Indonesia,” pungkas Arlinda.
Kunjungan dilaksanakan di sela acara ‘Market Intelligence Workshop’. Acara ini merupakan lokakarya yang dihadiri Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), dan fungsi ekonomi dari seluruh dunia.
“Banyaknya restoran Indonesia dan diaspora Indonesia di Belanda, menjadikan negara ini sebagai pasar yang penting bagi produk makanan Indonesia,” ujar Arlinda lewat keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Intersnack BV merupakan perusahaan asal Belanda yang bergerak di sektor makanan ringan. Selain kue kering, Intersnack juga merupakan produsen camilan kacang yang cukup besar. Perusahaan ini mengoperasikan 11 manajemen unit regional di seluruh wilayah Eropa dan mengoperasikan 31 pabrik di 12 negara Eropa.
Intersnack telah mengimpor produk kue kering dari Indonesia sejak tahun 1983. Jenis keripik yang diimpor antara lain keripik udang, singkong, dan sayuran. Selain keripik, Intersnack juga mulai mengimpor kernel mete dari Indonesia.
Dalam menjalankan bisnisnya, Intersnack mempunyai konsep “growing together with supplier”, termasuk dengan penyuplai dari Indonesia.
Sebagai contoh yaitu proyek yang dilakukan Intersnack dengan penyuplai di Semarang dan Sidoarjo. Proyek tersebut bertujuan menjadikan penyuplai Indonesia memenuhi standar manajemen berkualitas dunia.
Pada kesempatan ini, Arlinda memberikan apresiasi kepada Intersnack BV yang telah menerima penghargaan Primaduta Award pada gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2018.
Selain itu, Arlinda mengajak importir Belanda tersebut untuk berpartisipasi pada gelaran TEI 2019 sekaligus mengikuti program misi pembelian di Indonesia Convention Exibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada 16 - 20 Oktober 2019.
Pada 2018, ekspor produk makanan Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 11,9 juta dolar AS, atau naik 11,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pada triwulan kedua 2019, ekspor produk makanan Indonesia ke Belanda tercatat sebesar 5,14 juta dolar AS.
Selama periode lima tahun terakhir, tren ekspor aneka produk makanan Indonesia ke Belanda menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 26,5 persen.
“Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi aneka produk makanan Indonesia di Belanda memiliki potensi yang cukup besar. Potensi inilah yang harus dapat terus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha dan eksportir Indonesia,” pungkas Arlinda.