Mataram (ANTARA) - Kabut asap kebakaran hutan dan lahan atau karhutla sejak Selasa pagi menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap atau jerebu yang memenuhi udara berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan.
“Karena data hotspot (titik panas) terbanyak di Pelalawan, dan lokasinya terdekat dari Pekanbaru. Arah angin ke Pekanbaru dari arah tenggara dengan kecepatan 10 sampai 30 kilometer per jam,” kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir kepada Antara, Selasa.
Ia mengatakan jarak pandang menurun akibat asap tersebut, namun belum ada laporan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu.
“Dari jam 7 sampai jam 9 pagi jarak pandang 4 sampai 5 kilometer,” katanya.
Berdasarkan data BMKG Pekanbaru dari pantuan citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukan ada 138 hotspot terpantau di Sumatera yang jadi indikasi awal Karhutla. Provinsi Riau menyumbang paling banyak hotspot dengan 60 titik, diikuti oleh Jambi 30 titik, dan Bangka Belitung ada 16 titik.
Jumlah titik panas di Riau paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 30 titik, kemudian Inhil 15 titik, Rohil 8 titik, Bengkalis dan Inhu masing-masing 2 titik, dan Kampar, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik.
Dari jumlah tersebut ada 33 titik yang teridentifikasi sebagai titik api (firespot). Terbanyak di Pelalawan dengan 19 titik, Rohil dan Inhil masing-masing 5 titik, Bengkalis 2 titik, serta Kampar dan Inhu masing-masing satu titik.
Ini adalah ketiga kalinya dalam sepekan terakhir Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap Karhutla. Sebelumnya, hanya asap tipis yang menyelimuti Pekanbaru pada pagi hari dan berangsur hilang ketika siang hari.
Namun, hingga sekitar pukul 10.40 WIB hari ini kabut asap masih pekat menyelimuti Pekanbaru.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap atau jerebu yang memenuhi udara berasal dari kebakaran lahan di Kabupaten Pelalawan.
“Karena data hotspot (titik panas) terbanyak di Pelalawan, dan lokasinya terdekat dari Pekanbaru. Arah angin ke Pekanbaru dari arah tenggara dengan kecepatan 10 sampai 30 kilometer per jam,” kata Staf Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir kepada Antara, Selasa.
Ia mengatakan jarak pandang menurun akibat asap tersebut, namun belum ada laporan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terganggu.
“Dari jam 7 sampai jam 9 pagi jarak pandang 4 sampai 5 kilometer,” katanya.
Berdasarkan data BMKG Pekanbaru dari pantuan citra satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB menunjukan ada 138 hotspot terpantau di Sumatera yang jadi indikasi awal Karhutla. Provinsi Riau menyumbang paling banyak hotspot dengan 60 titik, diikuti oleh Jambi 30 titik, dan Bangka Belitung ada 16 titik.
Jumlah titik panas di Riau paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 30 titik, kemudian Inhil 15 titik, Rohil 8 titik, Bengkalis dan Inhu masing-masing 2 titik, dan Kampar, Kuansing dan Siak masing-masing satu titik.
Dari jumlah tersebut ada 33 titik yang teridentifikasi sebagai titik api (firespot). Terbanyak di Pelalawan dengan 19 titik, Rohil dan Inhil masing-masing 5 titik, Bengkalis 2 titik, serta Kampar dan Inhu masing-masing satu titik.
Ini adalah ketiga kalinya dalam sepekan terakhir Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap Karhutla. Sebelumnya, hanya asap tipis yang menyelimuti Pekanbaru pada pagi hari dan berangsur hilang ketika siang hari.
Namun, hingga sekitar pukul 10.40 WIB hari ini kabut asap masih pekat menyelimuti Pekanbaru.