Jakarta (ANTARA) - Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Manado meyakinkan warga Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara untuk mengungsi sementara demi keselamatan karena Gunung Ruang masih mengeluarkan asap vulkanik.
Dalam laporan Tim Kantor SAR Manado yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa data yang terhimpun bersama tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah total warga Tagulandang yang terdampak erupsi Gunung Ruang sebanyak 11.624 orang.
Masing-masing tersebar di 15 desa meliputi Desa Apengsala, Barangka Pehe, Boto, Haasi, Laing Patehi, Lesah, Lesahrende, Mahangiang, Mohongsawang, Pahiama, Tulusan, Bahoi, Balehumara, Mulengen, dan Pumpente.
Namun, dari jumlah total penduduk tersebut baru sebanyak 2.176 orang warga yang meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke posko darurat selebihnya masih menetap.
Baca juga: Warga diimbau tak beraktivitas di sekitar lereng gunung api Gamalama
Baca juga: PVMBG ingatkan warga antisipasi guguran lava Gunung Lewotobi
Adapun jumlah pengungsi itu didapatkan merujuk data laporan rekapitulasi terkini yang dihimpun tim SAR Manado dan dicocokkan dengan data BNPB, pada Jumat (19/4) malam.
Maka untuk itu, Kantor SAR Manado memastikan, proses evakuasi warga akan tetap dilangsungkan dengan cara membagi ke dalam dua tim, yakni tim darat dan air yang akan melakukan evakuasi warga terdampak keluar Pulau Tagulandang yakni ke Pulau Siau.
Jarak tempuh dari Pulau Tagulandang ke Pulau Siau diperkirakan satu jam pelayaran menggunakan kapal SAR.
Dalam pelaksanaannya tim SAR mendatangi setiap warga yang bertahan di rumah untuk melakukan pengecekan kesehatan dan keselamatan, mengimbau untuk tidak memasuki wilayah radius enam kilometer dari pusat kawah aktif, atau tim SAR juga meyakinkan para warga untuk mengungsi sehingga lebih aman.
Hal demikian dilakukan karena status Gunung Ruang masih dalam level IV (Awas), bahkan dari pantauan tim SAR saat operasi penanganan darurat hari ke tiga atau Jumat (19/4) gunung api tersebut masih mengeluarkan asap vulkanik.