Pemerintah berupaya atasi tumpahan minyak PHE ONWJ

Selasa, 30 Juli 2019 12:56 WIB

Mataram (ANTARA) - Pemerintah terus melakukan upaya terbaik untuk menanggulangi tumpahan minyak dari proyek yang dikerjakan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) sebagai upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

Demikian juga dengan upaya menjaga anjungan di area proyek offshore YYA-1 agar tidak lebih miring dan mengakibatkan dampak lebih fatal terhadap lingkungan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam informasi yang dihimpun Antara di Jakarta, Selasa, mengungkapkan salah satu upaya yang dilakukan agar sebaran minyak dapat ditahan dan tidak meluas adalah dengan memperbanyak pemasangan static oil boom.

Saat ini angin mengarah ke barat, sehingga static oil boom dipasang juga menuju ke barat. Sebagai informasi, oil boom adalah peralatan sejenis pelampung yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air.

"Ada tiga pekerjaan (untuk penanganan tumpahan minyak), pertama adalah mengatasi dampak lingkungan, mestinya bisa diperbaiki sedemikian rupa, jangan sampai ada dampak ke arah pantai, maka oil boomnya diperbanyak, dikumpulkan dan mestinya bisa disedot di sana, targetnya jangan sampai ada minyak yang terbawa ke pantai. Kedua, menutup sumur dengan relief well, tentu kita harapkan bisa dipercepat prosesnya, selama itu belum tertutup ketidakpastian akan terus ada. Ketiga adalah restructuring atau men-dismantle dari sumur yang ada," ujar Dwi.

Diketahui, pasca peristiwa tumpahan minyak, Pertamina telah memasang lima unit Giant Octopus Skimmer dan membentangkan 5 x 400 meter Static Oil Boom di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang, Jawa Barat. Static Oil Boom mampu menahan penyebaran sedangkan Giant Octopus Skimmer digunakan untuk mengangkat oil spill yang tertampung di Static Oil Boom tersebut.

Sementara, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha untuk mematikan sumur tersebut. Personil dan tim, baik yang menangani tumpahan minyak dan penutupan sumur serta para ahli sudah didatangkan, baik lokal dan asing.

Upaya penutupan sumur ini rencananya didukung oleh Boots & Coots yang akan membuat relief well dengan melakukan drilling secara horizontal ke arah tenggara melintasi sumur YYA-1 dengan jarak 800 meter hingga 1.000 meter. Selanjutnya penyumbatan dilakukan dengan menginjeksi semen di titik sentral semburan. Diperkirakan pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar delapan minggu atau dua bulan.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Singapura tangani insiden tumpahan minyak di kawasan pantai

17 June 2024 20:55 Wib

Menunggu selesainya tragedi tumpahan minyak Montaradi

22 August 2022 5:57 Wib, 2022

Operasional Pertamina Dipastikan Aman, Fenomena di Teluk Bima Bukan Akibat Tumpahan Minyak

28 April 2022 16:47 Wib, 2022

Kemhan sebutkan ada tumpahan minyak di posisi menyelamnya KRI Nanggala

22 April 2021 0:07 Wib, 2021

TNI AU menemukan dugaan tumpahan minyak pesawat di selatan Pulau Laki

10 January 2021 11:41 Wib, 2021
Terpopuler

HUT ke-87 ANTARA, Biro NTB gelar tasyakuran bersama anak yatim-piatu

Kabar NTB - 13 December 2024 16:38 Wib

Kebijakan Trump pengaruhi pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik

Internasional - 13 December 2024 5:08 Wib

Kemenhub perkuat mental personel penerbangan

Nasional - 12 December 2024 4:56 Wib

Menghadapi tantangan ekonomi Indonesia di 2025: Saatnya bersiap dan beradaptasi, winter is coming

Ekonomi Bisnis - 15 December 2024 17:19 Wib

OJK mencatat piutang pinjaman "online" naik 29,23 persen yoy

Ekonomi Bisnis - 16 December 2024 19:00 Wib