Singapura tangani insiden tumpahan minyak di kawasan pantai

id tumpahan minyak di SIngapura,pembersihan kawasan pantai singapura

Singapura tangani insiden tumpahan minyak di kawasan pantai

Sejumlah pekerja membersihkan tepi pantai dari tumpahan minyak di Pantai Tanjong, Pulau Sentosa, Singapura, Minggu (16/6/2024). Tumpahan minyak tersebut akibat tabrakan antara sebuah kapal keruk berbendera Belanda dengan kapal bunker berbendera Singapura di Terminal Pasir Panjang di dekat Sentosa pada Jumat (14/6) yang menyebabkan terjadinya kebocoran minyak dan mencemari perairan sekitarnya. ANTARA FOTO/Xinhua/Then Chih Wey/tom.

Singapura (ANTARA) - Otoritas Singapura segera melakukan kegiatan pembersihan pantai dan penanganan tumpahan minyak, mengingat banyak kawasan pantai yang ditutup serta adanya kerusakan yang signifikan terhadap aktivitas pariwisata dan ekosistem.

Hal tersebut tertera pada pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA), Badan Lingkungan Nasional (NEA), Dewan Taman Nasional (NParks), dan Sentosa Development Corporation pada Minggu (16/6).

Mereka mengatakan akibat arus pasang surut, sebagian dari tumpahan minyak mencapai daratan sepanjang garis pantai selatan termasuk Sentosa, Cagar Alam Labrador, Kepulauan Selatan, Dermaga Marina Selatan, dan East Coast Park.

Pada 16 Juni, tidak ada tanda-tanda tumpahan minyak di dalam Sisters' Islands Marine Park, tetapi kilau minyak terlihat di perairan sekitarnya, menurut pernyataan tersebut. NParks juga telah mengerahkan bantalan penyerap minyak untuk melindungi Berlayer Creek dan Rocky Shore di Cagar Alam Labrador.

Meskipun West Coast Park tidak terpengaruh, bantalan penyerap minyak juga dipasang di West Coast Park untuk melindungi hutan bakau di Marsh Garden. Usai insiden tumpahan minyak pada Jumat (14/6), pantai-pantai di East Coast Park, Cagar Alam Labrador, pantai-pantai di St John’s, Lazarus, dan Kepulauan Kusu telah ditutup.

Kawasan Sentosa – Pantai Sentosa tetap dibuka untuk umum, namun aktivitas laut dan berenang tidak diperbolehkan di pantai Tanjong, Palawan, dan Siloso. Insiden tersebut juga berdampak pada kehidupan masyarakat, karena penduduk di Sentosa Cove terpaksa meninggalkan rumah mereka pada tanggal 15 Juni akibat bau yang tidak sedap. Bisnis kapal pesiar menderita kerugian, sementara wisatawan frustrasi karena polusi.

Baca juga: Indonesia harap ANF keselamatan pelayaran Selat Malaka-Singapura
Baca juga: Pelatih Satoru Mochizuki sangat senang timnas putri menang telak 5-1


Seorang karyawan YachtCruiseSG mengatakan perusahaan membatalkan empat pemesanan pada tanggal 15 Juni, dengan kerugian sekitar 3.200 SGD (Rp38,9 juta). Sentosa Development Corporation mengatakan bahwa membersihkan pantai, pihaknya juga fokus pada meminimalkan dampak terhadap perairan dan satwa liar di sekitarnya.

Saat ini, NEA sedang memantau kualitas air di pantai lain, sementara MPA akan menyelidiki kejadian tersebut.

Sumber: VNA-OANA