Mataram (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri/Deputi Perdana Menteri Vietnam Pham Binh Minh, di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN dan Mitra Wicara ASEAN, di Bangkok, Thailand, Selasa (30/7).
Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu membahas isu utama tentang upaya penyelesaian negosiasi batas maritim (Zona Ekonomi Eksklusif/ZEE) antara Indonesia dan Vietnam.
Pada saat pertemuan di Bangkok berlangsung, di Jakarta juga dilakukan pertemuan yang sifatnya lebih teknis membahas upaya percepatan penyelesaian negosiasi.
Dalam keterangan tertulis Kemlu RI, Rabu, disebutkan bahwa kedua menlu menyambut baik kesepakatan mengenai metodologi untuk perundingan. Kesepakatan ini diharapkan akan mempermudah penyelesaian negosiasi.
Di samping itu, kedua menlu juga sepakat mengenai perlunya disegerakan penyelesaian penyusunan Provisional Arrangement (PA) untuk mengatur sementara wilayah tumpang tindih guna menghindari kemungkinan munculnya insiden dari kapal-kapal nelayan.
Selain isu batas maritim, Menlu Retno dan Menlu Binh Minh juga membahas situasi di Laut China Selatan.
Secara konsisten Indonesia menyampaikan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan perlu terus dijaga.
Oleh karena itu, diperlukan rasa saling percaya di antara semua negara, yang akan dapat tercipta jika semua pihak patuh pada hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Pertemuan bilateral dengan Menlu Vietnam merupakan bagian dari kegiatan Menlu RI saat menghadiri rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN dan juga Pertemuan dengan Mitra Wicara ASEAN (AMM/PMC) yang dilaksanakan pada 30 Juli-2 Agustus 2019 di Bangkok, Thailand.
Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu membahas isu utama tentang upaya penyelesaian negosiasi batas maritim (Zona Ekonomi Eksklusif/ZEE) antara Indonesia dan Vietnam.
Pada saat pertemuan di Bangkok berlangsung, di Jakarta juga dilakukan pertemuan yang sifatnya lebih teknis membahas upaya percepatan penyelesaian negosiasi.
Dalam keterangan tertulis Kemlu RI, Rabu, disebutkan bahwa kedua menlu menyambut baik kesepakatan mengenai metodologi untuk perundingan. Kesepakatan ini diharapkan akan mempermudah penyelesaian negosiasi.
Di samping itu, kedua menlu juga sepakat mengenai perlunya disegerakan penyelesaian penyusunan Provisional Arrangement (PA) untuk mengatur sementara wilayah tumpang tindih guna menghindari kemungkinan munculnya insiden dari kapal-kapal nelayan.
Selain isu batas maritim, Menlu Retno dan Menlu Binh Minh juga membahas situasi di Laut China Selatan.
Secara konsisten Indonesia menyampaikan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan perlu terus dijaga.
Oleh karena itu, diperlukan rasa saling percaya di antara semua negara, yang akan dapat tercipta jika semua pihak patuh pada hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Pertemuan bilateral dengan Menlu Vietnam merupakan bagian dari kegiatan Menlu RI saat menghadiri rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN dan juga Pertemuan dengan Mitra Wicara ASEAN (AMM/PMC) yang dilaksanakan pada 30 Juli-2 Agustus 2019 di Bangkok, Thailand.