Sopir angkutan kena imbas kasus pembununan mahasiswi IPB

Selasa, 6 Agustus 2019 16:16 WIB

Mataram (ANTARA) - Penumpang angkutan umum jurusan Cianjur-Bogor, Jawa Barat, menurun setelah kasus pembunuhan Amelia Ulfa (22) mahasiswi IPB yang dihabisi secara sadis oknum supir tembak angkutan jurusan tersebut.
  
Untuk mengantisipasi terus menurunnya jumlah penumpang angkutan tertua di Cianjur itu, para supir memajang foto dan nomor polisi kendaraan di bagian dalam angkutan sebagai bentuk rasa aman bagi penumpang.

"Penurunan penumpang lebih dari 50 persen, sejak kasus tersebut mencuat, meskipun pelaku berhasil ditangkap. Untuk jaminan penumpang kami memajang identitas di dalam angkutan," kata Aman (71) seorang supir angkutan Cianjur-Bogor kepada wartawan, Selasa.

Bahkan ungkap dia, sopir siap wajah serta kendaraannya difoto penumpang untuk memberikan jaminan keamanan karena tidak sedikit penumpang yang masih khawatir mengalami tindak kejahatan akibat oknum yang selama ini tidak dikenal di kalangan supir.

"Sejak pemberitaan terkait kejadian tersebut mencuat, tingkat penumpang yang naik angkutan umum menurun drastis, biasanya penumpang selalu penuh untuk sekali jalan dari Cianjur-Bogor ataupun sebaliknya," kata Aman yang sudah puluhan tahun menjadi supir.

Namun saat ini, tutur dia mendapat 6 orang penumpang dari Cianjur atau sebaliknya dari Bogor dianggap sudah bagus. Bahkan saat malam paling banyak hanya bisa membawa 3 orang penumpang.

Baca juga: Jasad wanita diduga korban pembunuhan ternyata alumni IPB Bogor

Berkurangnya minat penumpang untuk naik angkutan umum jenis L300 itu, tambah dia terlihat lamanya jadwal menunggu penumpang di Halte Asten Cianjur yang mencapai 2 jam lebih.

"Biasanya paling lama setengah jam, 12 bangku yang ada sudah terisi. Tapi sejak kasus ini terjadi, dalam dua jam penumpang baru ada 8 orang. Harapan kami kepercayaan penumpang tetap ada karena ulah oknum bukan supir tetap," katanya.

Mamat (36) supir lainnya yang sejak lima tahun terakhir meneruskan profesi ayahnya menarik angkutan Cianjur-Bogor, mengatakan imbas dari perbuatan bejat oknum supir tembak tersebut, sangat merugikan mereka.

Bahkan selama ini, baik dirinya atau supir lain yang sudah puluhan tahun menarik angkutan, tidak mengenal siapa pelaku yang kerap kali ditanyakan penumpang saat naik angkutan.

"Kalau sopir yang sudah lama atau yang memang profesinya tetap, pasti saling kenal, meskipun ada lebih dari 100 unit angkutan, namun siapa supir dan supir tembaknya sudah saling kenal," katanya.

Anisa (40) seorang penumpang, mengaku sempat khawatir dengan adanya kejadian pembunuhan tersebut. Namun selama ini dia sudah cukup mengenal supir angkutan tersebut karena kerap menggunakan jasa angkutan.

"Memang sempat takut karena hampir setiap minggu saya menggunakan jasa angkutan L300 ini. Sebagian besar sudah kenal supirnya termasuk Pa Aman yang sudah puluhan tahun narik angkutan," katanya.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Mentan Andi Amran siap kembangkan padi IPB 9G

20 April 2024 6:36 Wib

Poses pengkaderan di HMI terus dilakukan

30 March 2024 8:02 Wib

Manfaat tempe untuk kesehatan menurut pakar

26 March 2024 16:40 Wib

BSI-IPB intensif garap program pendanaan mahasiswa kurang mampu

25 February 2024 6:54 Wib

Guru Besar IPB sebut kerugian kerusakan lingkungan kasus timah Rp271,06 triliun

20 February 2024 5:16 Wib
Terpopuler

Pemprov NTB tanggapi soal penetapan Direktur PT GNE sebagai tersangka

Kabar NTB - 02 May 2024 20:05 Wib

Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih

Hukum Kriminal - 01 May 2024 6:53 Wib

Tiket tur konser Sheila On 7 lima kota habis

Budaya & Pariwisata - 01 May 2024 19:45 Wib

Kejari Dompu-NTB periksa 20 saksi kasus korupsi proyek irigasi

Kabar NTB - 04 May 2024 8:19 Wib

Menpora Dito puji semangat pantang menyerah Garuda Muda berhadapan Irak

Sepakbola - 03 May 2024 5:09 Wib