Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmy, menantang pengrajin menyelesaikan pesanannya sebanyak 1.000 lembar kain tenun motif kolaborasi Pringgasela dan Gumise untuk dijadikan bahan pakaian aparatur sipil negara.
Tantangan tersebut disampaikan Sukiman setelah melihat kualitas kain tenun karya pengrajin pada penutupan pelatihan keterampilan dasar tenun dan seremonial penyerahan bantuan alat tenun bukan mesin (ATBM), di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Jumat.
Pelatihan yang diikuti 25 orang pengrajin tersebut diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan Pemerintah Lombok Timur.
Dalam kesempatan itu, Sukiman menyampaikan pemerintah Kabupaten Lombok Timur berkomitmen dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di bidang tenun karena menyangkut beberapa aspek.
Menurut dia, menenun merupakan salah satu mata pencaharian sebagian masyarakat Lombok Timur, serta termasuk adat budaya yang perlu dilestarikan.
"Melalui sinergisitas dengan sektor pariwisata serta memadukan kreatifitas maka diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada produk tenun NTB sehingga menjadi katalis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sukiman juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah mengeluarkan kebijakan, yakni mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk mengenakan pakaian tenun setiap Jumat.
"Kami juga berencana membangun galeri tenun yang menawarkan wisata edukasi tenun mulai dari proses produksi kain sampai menjadi 'ready to wear," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani mengungkapkan, bahwa dalam rangka mendorong kemajuan industri tenun di NTB, maka Bank Indonesia berinisiasi untuk memberikan bantuan ATBM) kepada Kelompok Tenun Pringgasela dan Kelompok Tenun Kembang Kerang sebanyak lima unit.
"ATBM yang kami serahkan hari ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing penenun NTB, baik dari segi harga yang lebih terjangkau maupun kapasitas produksi yang meningkat," katanya.
Achris juga menjelaskan bahwa ATBM yang diberikan tersebut menggunakan teknologi sederhana sehingga sangat mudah untuk direplikasi.
Ia menambahkan, Wignyo Rahadi sebagai desainer nasional mitra Bank Indonesia sekaligus produsen alat tenun telah memberikan persetujuan apabila Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, berencana mereplikasi dan memproduksi ATBM tersebut secara massal di Lombok memanfaatkan bahan baku.
"Begitu juga dengan pemanfaatan sumber daya manusia ataupun fasilitas yang telah tersedia sehingga harga mesin yang dihasilkan akan lebih terjangkau," ucap Achris.
Rencana tersebut disambut baik oleh Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmy, dengan langsung menugaskan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur untuk melakukan tindak lanjut dan persiapan anggaran pada 2020.
Tantangan tersebut disampaikan Sukiman setelah melihat kualitas kain tenun karya pengrajin pada penutupan pelatihan keterampilan dasar tenun dan seremonial penyerahan bantuan alat tenun bukan mesin (ATBM), di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Jumat.
Pelatihan yang diikuti 25 orang pengrajin tersebut diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan Pemerintah Lombok Timur.
Dalam kesempatan itu, Sukiman menyampaikan pemerintah Kabupaten Lombok Timur berkomitmen dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di bidang tenun karena menyangkut beberapa aspek.
Menurut dia, menenun merupakan salah satu mata pencaharian sebagian masyarakat Lombok Timur, serta termasuk adat budaya yang perlu dilestarikan.
"Melalui sinergisitas dengan sektor pariwisata serta memadukan kreatifitas maka diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada produk tenun NTB sehingga menjadi katalis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Sukiman juga menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Timur telah mengeluarkan kebijakan, yakni mewajibkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk mengenakan pakaian tenun setiap Jumat.
"Kami juga berencana membangun galeri tenun yang menawarkan wisata edukasi tenun mulai dari proses produksi kain sampai menjadi 'ready to wear," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani mengungkapkan, bahwa dalam rangka mendorong kemajuan industri tenun di NTB, maka Bank Indonesia berinisiasi untuk memberikan bantuan ATBM) kepada Kelompok Tenun Pringgasela dan Kelompok Tenun Kembang Kerang sebanyak lima unit.
"ATBM yang kami serahkan hari ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing penenun NTB, baik dari segi harga yang lebih terjangkau maupun kapasitas produksi yang meningkat," katanya.
Achris juga menjelaskan bahwa ATBM yang diberikan tersebut menggunakan teknologi sederhana sehingga sangat mudah untuk direplikasi.
Ia menambahkan, Wignyo Rahadi sebagai desainer nasional mitra Bank Indonesia sekaligus produsen alat tenun telah memberikan persetujuan apabila Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, berencana mereplikasi dan memproduksi ATBM tersebut secara massal di Lombok memanfaatkan bahan baku.
"Begitu juga dengan pemanfaatan sumber daya manusia ataupun fasilitas yang telah tersedia sehingga harga mesin yang dihasilkan akan lebih terjangkau," ucap Achris.
Rencana tersebut disambut baik oleh Bupati Lombok Timur H M Sukiman Azmy, dengan langsung menugaskan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Timur untuk melakukan tindak lanjut dan persiapan anggaran pada 2020.