Mataram (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat segera menyosialisasikan kembali keberadaan layanan 112, sebab respons masyarakat dalam menggunakan pelayanan panggilan darurat tunggal belum sesuai harapan.
"Kita akui, keberadaan layanan darurat tunggal 112 saat ini tereduksi karena pemerintah pusat tidak konsisten terhadap program yang telah dicanangkan sejak 2016," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Sabtu.
Dia mengatakan tidak konsistennya pemerintah pusat terhadap program tersebut dapat dilihat dari masih aktifnya layanan darurat pada masing-masing kementerian atau lembaga yang sudah punya sendiri.
Misalnya, katanya, untuk layanan kesehatan, kepolisian, PLN. dan pemadan kebakaran, sehingga keberadaan 112 tereduksi.
"Jika pemerintah konsisten, tujuan awal menjadikan panggilan darurat 112 bermuara seperti layanan 119 di Amerika bisa tercapai," katanya.
Terkait dengan itu, kata dia, untuk menggaungkan kembali keberadaan layanan tunggal 112 di Kota Mataram yang sudah mendapatkan berbagai bantuan sarana dan prasarana serta SDM dari pemerintah, akan melakukan beberapa terobosan.
Terobosan yang dimaksudkan, antara lain koordinasi dengan kementerian agar dapat melaksanakan komitmen layanan pokok tunggal tersebut dan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat serta menyiapkan stiker panggilan darurat 112.
Swandiasa mengatakan untuk kegiatan sosialisasi direncanakan saat kegiatan "car free day" di Jalan Udayana setiap Minggu, sedangkan pemasangan stiker dimulai pada kendaraan dinas milik Pemerintah Kota Mataram.
"Setiap mobil dinas, akan kita tempel nomor pokok layanan darurat 112 sebagai bagian dari sosialisasi," katanya.
Angka 112, katanya, dipilih karena secara internasional angka tersebut disiapkan untuk panggilan darurat sehingga lebih mudah diingat.
Selain itu, kata dia, panggilan 112 juga dapat diakses menggunakan telepon apa saja secara gratis.
"Jadi masyarakat yang dalam kesulitan atau membutuhkan bantuan dapat menghubungi nomor 112 secara gratis dan bebas pulsa," katanya.
"Kita akui, keberadaan layanan darurat tunggal 112 saat ini tereduksi karena pemerintah pusat tidak konsisten terhadap program yang telah dicanangkan sejak 2016," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Sabtu.
Dia mengatakan tidak konsistennya pemerintah pusat terhadap program tersebut dapat dilihat dari masih aktifnya layanan darurat pada masing-masing kementerian atau lembaga yang sudah punya sendiri.
Misalnya, katanya, untuk layanan kesehatan, kepolisian, PLN. dan pemadan kebakaran, sehingga keberadaan 112 tereduksi.
"Jika pemerintah konsisten, tujuan awal menjadikan panggilan darurat 112 bermuara seperti layanan 119 di Amerika bisa tercapai," katanya.
Terkait dengan itu, kata dia, untuk menggaungkan kembali keberadaan layanan tunggal 112 di Kota Mataram yang sudah mendapatkan berbagai bantuan sarana dan prasarana serta SDM dari pemerintah, akan melakukan beberapa terobosan.
Terobosan yang dimaksudkan, antara lain koordinasi dengan kementerian agar dapat melaksanakan komitmen layanan pokok tunggal tersebut dan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat serta menyiapkan stiker panggilan darurat 112.
Swandiasa mengatakan untuk kegiatan sosialisasi direncanakan saat kegiatan "car free day" di Jalan Udayana setiap Minggu, sedangkan pemasangan stiker dimulai pada kendaraan dinas milik Pemerintah Kota Mataram.
"Setiap mobil dinas, akan kita tempel nomor pokok layanan darurat 112 sebagai bagian dari sosialisasi," katanya.
Angka 112, katanya, dipilih karena secara internasional angka tersebut disiapkan untuk panggilan darurat sehingga lebih mudah diingat.
Selain itu, kata dia, panggilan 112 juga dapat diakses menggunakan telepon apa saja secara gratis.
"Jadi masyarakat yang dalam kesulitan atau membutuhkan bantuan dapat menghubungi nomor 112 secara gratis dan bebas pulsa," katanya.