Mataram (ANTARA) - Azmi Syahputra, Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha) menyatakan Enzo merupakan aset TNI yang terbukti berhasil
lolos 9 fase penyaringan ketat dan terukur, sehingga layak menjadi calon salah satu taruna.
"Tidak bisa dengan mudah untuk meletakkan anak seusia Enzo sudah berideologi, apalagi itu foto atau rekam digitalnya yang di saat usia dan perkembangan jiwanya belum matang," katanya melalui siaran persnya, Minggu.
Terlebih lagi, kata dia, dimana pada waktu remaja anak usia muda cenderung ada rasa euforia mencari identitas diri, jati diri yang kadang kurang tepat bisa jadi ketidaktahuannya.
Dirinya belum mengerti jadi hal ini tidak bisa dengan mudah dikatakan itu ideologi, katanya.
Enzo ini aset istimewa, bakat hebat, kemampuan bahasa bagus dan potensinya luar biasa justru TNI akan kehilangan aset jika tidak rekrut dirinya. TNI sudah banyak pengalaman rekrut taruna jadi jangan dipersoalkan lagi.
"Sekali lagi Enzo ini aset.
TNI harus menerima, dia hanya perlu dipoles, kalaupun dia kurang baik atau macam-macam dalam berideologi. Masih ada waktu 4 tahun selama pendidikan bisa dipantau evaluasi dan dapat dikeluarkan," katanya.
Jadi, kata dia, tidak ada alasan untuk tidak menerima Enzo dalam pendidikan Akmil. Serta dapat dikuatkan pada dirinya nilai-nilai nasionalisme dan ideologi pancasila.
Jadi hendaknya siapapun agar lebih bijak melihat jauh ke depan, TNI dan bangsa butuh prajurit berkualitas seperti Enzo.
Selanjutnya pada BIN maupun TNI, sisir lagi apa saja kegiatan yang mengarah ideologi anak usia muda ini, kalaupun ada minta klarifikasinya dan minta dirinya membuat janji dan sumpah setia pada ideologi pancasila dan cinta bangsa di hadapan publik.
Selanjutnya, Azmi mengatakan jangan terlalu mudah klaim sesuatu itu ideologi perlu fakta dan data yang cukup kasihan anak anak usia yang relatif muda dipojokkan dalam sebuah kompetisi dengan atas nama ideologi.
"Maka TNI harus yakin menerima Enzo adalah aset masa depan," katanya.
lolos 9 fase penyaringan ketat dan terukur, sehingga layak menjadi calon salah satu taruna.
"Tidak bisa dengan mudah untuk meletakkan anak seusia Enzo sudah berideologi, apalagi itu foto atau rekam digitalnya yang di saat usia dan perkembangan jiwanya belum matang," katanya melalui siaran persnya, Minggu.
Terlebih lagi, kata dia, dimana pada waktu remaja anak usia muda cenderung ada rasa euforia mencari identitas diri, jati diri yang kadang kurang tepat bisa jadi ketidaktahuannya.
Dirinya belum mengerti jadi hal ini tidak bisa dengan mudah dikatakan itu ideologi, katanya.
Enzo ini aset istimewa, bakat hebat, kemampuan bahasa bagus dan potensinya luar biasa justru TNI akan kehilangan aset jika tidak rekrut dirinya. TNI sudah banyak pengalaman rekrut taruna jadi jangan dipersoalkan lagi.
"Sekali lagi Enzo ini aset.
TNI harus menerima, dia hanya perlu dipoles, kalaupun dia kurang baik atau macam-macam dalam berideologi. Masih ada waktu 4 tahun selama pendidikan bisa dipantau evaluasi dan dapat dikeluarkan," katanya.
Jadi, kata dia, tidak ada alasan untuk tidak menerima Enzo dalam pendidikan Akmil. Serta dapat dikuatkan pada dirinya nilai-nilai nasionalisme dan ideologi pancasila.
Jadi hendaknya siapapun agar lebih bijak melihat jauh ke depan, TNI dan bangsa butuh prajurit berkualitas seperti Enzo.
Selanjutnya pada BIN maupun TNI, sisir lagi apa saja kegiatan yang mengarah ideologi anak usia muda ini, kalaupun ada minta klarifikasinya dan minta dirinya membuat janji dan sumpah setia pada ideologi pancasila dan cinta bangsa di hadapan publik.
Selanjutnya, Azmi mengatakan jangan terlalu mudah klaim sesuatu itu ideologi perlu fakta dan data yang cukup kasihan anak anak usia yang relatif muda dipojokkan dalam sebuah kompetisi dengan atas nama ideologi.
"Maka TNI harus yakin menerima Enzo adalah aset masa depan," katanya.