Warga Gunung Kidul harus jual kambing untuk beli air

Senin, 12 Agustus 2019 9:14 WIB

Mataram (ANTARA) - Peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menjual ternaknya untuk membeli air bersih karena kemarau panjang melanda wilayah ini, menyebabkan kesulitan air bersih.

Fenomena seperti ini seperti dilakukan oleh warga di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Salah satunya yakni Suginem, (49) yang mengaku menjual ternak berupa kambing untuk membeli air bersih.

"Juni kemarin baru jual satu ekor kambing. Saya belikan air bersih satu tangki isinya 6 ribu liter," katanya.

Ia mengatakan satu tangki air bersih harganya sebesar Rp120 ribu bisa mencukupi kebutuhan selama 3 minggu. Untuk hidup bersama tiga orang anggota keluarganya yang lain, yakni suami dan dua anak.

"Selain membeli air bersih, uang hasil penjualan ternak ini juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seperti makan, hingga biaya keperluan anak-anaknya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan bagi warga daerahnya, hewan ternak merupakan tabungan, sehingga saat membutuhkan uang, bisa dijual.

"Hewan ternak itu tabungan bagi masyarakat. Mereka persiapan untuk tabungan biaya sekolah hingga membeli air saat kekeringan," katanya.

Diakui Bambang, fenomena menjual hewan ternak saat kemarau biasa terjadi. Setelah dijual dan mencukupi kebutuhan, biasanya kembali membeli hewan yang berukuran kecil. "Diganti yang kecil, kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa," ucapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki menambahkan setidaknya sudah ada 14 kecamatan dari 18 kecamatan di Gunung Kidul telah melaporkan warganya mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini.

Saat ini, bantuan dropping air bersih terus dilakukan, baik oleh pemkab, swasta, maupun masing-masing pemkec yang mempunyai anggaran dan tangki. Kecamatan yang terkena dampak krisis air dan sudah didroping air bersih di Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari. Kemudian Ngawen dan Nglipar.

Pewarta : Antara
Editor : Ihsan Priadi
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Profil Mbah Benu, Imam Jemaah Aolia yang Lebaran lebih awal di Gunungkidul

07 April 2024 16:59 Wib

Soal Lebaran awal di Gunung Kidul, begini hasil silaturrahim dengan Mbah Benu

07 April 2024 16:21 Wib

Dalih "sudah telepon Allah", Ketua PBNU kecam Lebaran lebih awal di Gunung Kidul

07 April 2024 15:06 Wib

Kemenkes tingkatkan kewaspadaan sebaran spora antraks

06 July 2023 16:53 Wib

Unik! Puluhan nelayan jalani isolasi mandiri di tengah laut

20 April 2020 8:13 Wib, 2020
Terpopuler

Polda NTB tetapkan direktur GNE Samsul Hadi tersangka kasus penyediaan air bersih

Hukum Kriminal - 01 May 2024 6:53 Wib

Pedrosa sabet podium Sprint di Jerez usai Quartararo

Olahraga - 28 April 2024 6:19 Wib

Tiket tur konser Sheila On 7 lima kota habis

Budaya & Pariwisata - 01 May 2024 19:45 Wib

Kejaksaan: Penanganan korupsi Bank NTB Syariah masih tahap pengumpulan data

Kabar NTB - 30 April 2024 16:39 Wib

Menpora Dito puji semangat pantang menyerah Garuda Muda berhadapan Irak

Sepakbola - 7 jam lalu