Mataram (ANTARA) - Pengamat intelijen dan pertahanan, Dr Susaningtyas NH Kertopati berpendapat peran TNI dalam penanganan Papua sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mengedepankan pendekatan antropologi dibandingkan pendekatan keamanan.
"Sejak Presiden Abdurrahman Wahid, TNI selalu konsisten mendampingi masyarakat Papua menghadapi berbagai persoalan sosial," kata Susaningtyas, di Jakarta, Kamis, menanggapi peran TNI dalam menangani persoalan kerusuhan di Papua.
Menurut dia, apa yang sedang terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai "unintended consequence" atas suatu dinamika relasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah setempat.
Kejelian aparat di lapangan membaca situasi dan kondisi sosial masyarakat Papua justru yang berhasil melokalisir permasalahan tidak berkembang menjadi ekses.
"Keberanian pimpinan TNI didukung pihak Polri merupakan kunci keberhasilan meredam berbagai hoaks," tuturnya.
Kemenkominfo juga turut serta menetralisir berbagai anasir yang ingin membuat permasalahan menjadi berlarut-larut.
"Agar tidak terulang kejadian yang sama, maka prajurit TNI perlu mendapatkan pembekalan antropologi Papua agar paham budaya dan lingkungan masyarakat Papua. Pendekatan Sosial Budaya dan dialog antar pihak yang memiliki kepentingan harus dilaksanakan secepatnya," kata wanita yang biasa disapa Nuning ini.
Dalam kesempatan itu, Nuning menyebutkan selama bertugas prajurit TNI selalu berusaha memberikan bantuan fisik untuk membantu pembangunan daerah sekaligus berperan menjadi guru di sekolah-sekolah yang terpencil di pelosok Papua.
"Banyak juga prajurit TNI yang bertugas sebagai tenaga medis membantu penyuluhan kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan," kata Nuning.
Doktrin TNI untuk membantu masyarakat Papua dijalankan sepenuhnya oleh para prajurit di lapangan dalam kerangka operasi teritorial dalam aspek pembinaan dan penggalangan.
"Banyak pengamat dari dalam dan luar negeri yang memberi apresiasi peran TNI tersebut," ucapnya.
"Sejak Presiden Abdurrahman Wahid, TNI selalu konsisten mendampingi masyarakat Papua menghadapi berbagai persoalan sosial," kata Susaningtyas, di Jakarta, Kamis, menanggapi peran TNI dalam menangani persoalan kerusuhan di Papua.
Menurut dia, apa yang sedang terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai "unintended consequence" atas suatu dinamika relasi antara masyarakat dengan pemerintah daerah setempat.
Kejelian aparat di lapangan membaca situasi dan kondisi sosial masyarakat Papua justru yang berhasil melokalisir permasalahan tidak berkembang menjadi ekses.
"Keberanian pimpinan TNI didukung pihak Polri merupakan kunci keberhasilan meredam berbagai hoaks," tuturnya.
Kemenkominfo juga turut serta menetralisir berbagai anasir yang ingin membuat permasalahan menjadi berlarut-larut.
"Agar tidak terulang kejadian yang sama, maka prajurit TNI perlu mendapatkan pembekalan antropologi Papua agar paham budaya dan lingkungan masyarakat Papua. Pendekatan Sosial Budaya dan dialog antar pihak yang memiliki kepentingan harus dilaksanakan secepatnya," kata wanita yang biasa disapa Nuning ini.
Dalam kesempatan itu, Nuning menyebutkan selama bertugas prajurit TNI selalu berusaha memberikan bantuan fisik untuk membantu pembangunan daerah sekaligus berperan menjadi guru di sekolah-sekolah yang terpencil di pelosok Papua.
"Banyak juga prajurit TNI yang bertugas sebagai tenaga medis membantu penyuluhan kesehatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan," kata Nuning.
Doktrin TNI untuk membantu masyarakat Papua dijalankan sepenuhnya oleh para prajurit di lapangan dalam kerangka operasi teritorial dalam aspek pembinaan dan penggalangan.
"Banyak pengamat dari dalam dan luar negeri yang memberi apresiasi peran TNI tersebut," ucapnya.