Basel, Swiss (ANTARA) - Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung menyia-nyiakan keunggulan 20-18 pada gim kedua sehingga gagal mencapai target babak delapan besar pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis BWF 2019.
Tunggal putri unggulan 14 ini tinggal kurang satu poin lagi untuk memenangi laga melawan unggulan ketujuh asal Thailand Ratchanok Intanon pada babak 16 besar di St Jakobshalle Basel, Swiss, Kamis, namun gagal menutup pertandingan ini dengan kemenangan.
Gregoria merebut gim pertama 21-18 dan membalik ketertinggalan 14-17 menjadi unggul 19-17 untuk kemudian 20-18 pada gim kedua sebelum Ratchanok kembali memimpin dan memenangi pertandingan.
"Gim pertama dan kedua kurang lebih sama, saya bisa menyamakan kecepatan dia. Dan walaupun dia sedikit mengubah pola pada gim kedua saya bisa lebih cepat mengetahuinya," ujar Gregoria seusai pertandingan.
"Tapi pas poin leading 20-18 itu malah tegang sendiri, kurang sabar, pingin buru-buru terus gitu," aku Gregoria.
Ia melanjutkan, sebenarnya sejak awal sudah merasa enak meladeni permainan pemain Thailand peringkat enam dunia itu. "Biasanya bola-bola yang dia matiin kebanyakan sudah saya jagain. Terus juga pas gim kedua mungkin saya kebawa tegang, kurang rileks, jadi kayak kenceng semua."
Ketidakmampuan Gregoria melupakan kegagalan pada gim kedua membuatnya bermain tidak maksimal pada gim penentuan sehingga memberi kemenangan bagi Ratchanok.
"Di gim ketiga saya kayak masih kepikiran gim kedua, 'gila ini World Champ tinggal dikit lagi, saya sia-siain, 20-18, dua poin kan lumayan, kalo benar-benar fokus ya bisa lah. ini kan 16 besar, kalo dapat bisa ke delapan besar, kapan lagi'," papar Gregoria menyesal.
Jadi, lanjut dia, pada gim ketiga ia tidak mampu lepas dari kekalahan gim kedua, sementara lawannya sudah lebih percaya diri, sehingga ia tertinggal jauh.
Kekalahan Gregoria membuat Indonesia tidak mempunyai wakil tunggal putri pada babak delapan besar setelah tunggal putri lainnya, Fitriani, tersisih pada putaran kedua.
Tunggal putri unggulan 14 ini tinggal kurang satu poin lagi untuk memenangi laga melawan unggulan ketujuh asal Thailand Ratchanok Intanon pada babak 16 besar di St Jakobshalle Basel, Swiss, Kamis, namun gagal menutup pertandingan ini dengan kemenangan.
Gregoria merebut gim pertama 21-18 dan membalik ketertinggalan 14-17 menjadi unggul 19-17 untuk kemudian 20-18 pada gim kedua sebelum Ratchanok kembali memimpin dan memenangi pertandingan.
"Gim pertama dan kedua kurang lebih sama, saya bisa menyamakan kecepatan dia. Dan walaupun dia sedikit mengubah pola pada gim kedua saya bisa lebih cepat mengetahuinya," ujar Gregoria seusai pertandingan.
"Tapi pas poin leading 20-18 itu malah tegang sendiri, kurang sabar, pingin buru-buru terus gitu," aku Gregoria.
Ia melanjutkan, sebenarnya sejak awal sudah merasa enak meladeni permainan pemain Thailand peringkat enam dunia itu. "Biasanya bola-bola yang dia matiin kebanyakan sudah saya jagain. Terus juga pas gim kedua mungkin saya kebawa tegang, kurang rileks, jadi kayak kenceng semua."
Ketidakmampuan Gregoria melupakan kegagalan pada gim kedua membuatnya bermain tidak maksimal pada gim penentuan sehingga memberi kemenangan bagi Ratchanok.
"Di gim ketiga saya kayak masih kepikiran gim kedua, 'gila ini World Champ tinggal dikit lagi, saya sia-siain, 20-18, dua poin kan lumayan, kalo benar-benar fokus ya bisa lah. ini kan 16 besar, kalo dapat bisa ke delapan besar, kapan lagi'," papar Gregoria menyesal.
Jadi, lanjut dia, pada gim ketiga ia tidak mampu lepas dari kekalahan gim kedua, sementara lawannya sudah lebih percaya diri, sehingga ia tertinggal jauh.
Kekalahan Gregoria membuat Indonesia tidak mempunyai wakil tunggal putri pada babak delapan besar setelah tunggal putri lainnya, Fitriani, tersisih pada putaran kedua.