Mataram (ANTARA) - Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik dan Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah menyaksikan penandatanganan MoU Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB dengan 18 universitas di Malaysia yang nantinya akan menjadi tujuan belajar para mahasiswa penerima beasiswa asal provinsi itu.
Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Malaysia, Maszlee Malik, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, serta para rektor perguruan tinggi Malaysia yang terlibat kesepakatan yang digelar di Kantor Kementerian Pendidikan Malaysia di Putrajaya, Jumat.
Sekretaris LPP NTB, Sri Hastuti menyebutkan, beberapa perguruan tinggi terbaik di Malaysia ikut serta dalam kesepakatan itu. Beberapa di antaranya adalah Universiti Malaya, Universiti Putra Malaysia, Universiti Kebangsaan Malaysia, Universiti Sains Malaysia dan Universiti Teknologi Malaysia.
Ia menjelaskan, tahun ini akan berangkat 152 mahasiswa NTB yang menuntut ilmu di Malaysia.
Kesepakatan ini mendapat sambutan positif dari Menteri Pendidikan Malaysia, Dr. Maszlee Malik. Ia mengutarakan, kerja sama ini memiliki makna penting sebagai upaya membangun kehidupan bersama.
"Kita hidup sebagai satu keluarga," ujarnya.
Maszlee menilai, Provinsi NTB beruntung memiliki Gubernur seperti Zulkieflimansyah yang menginisiasi kerja sama ini.
"NTB bertuah mendapatkan gubernur seperti Bapak Zulkieflimansyah," ujarnya.
Ia meyakini, apa yang dilakukan Gubernur NTB bersama jajarannya memang tidak akan nampak hasilnya sekarang. Melainkan 10, 20 atau bahkan 50 tahun dari sekarang.
Dr. Maszlee menilai Gubernur NTB juga memberikan sumbangsih berharga bagi penguatan hubungan kedua negara.
"Beliau dan siswa merupakan aset bagi negara," ujarnya.
Menurut Maszlee, pada 2025 Malaysia bertekad menjadi tempat belajar bagi 250.000 pelajar antarbangsa. Dalam pencapaian tujuan tersebut, pelajar antarbangsa dari Indonesia merupakan yang ketiga tertinggi di Malaysia, dengan jumlah mencapai 10.874 orang.
"Bilangan ini amat kecil berbanding penduduk Indonesia yang ratusan juta. Kita berharap lebih ramai lagi yang datang ke Malaysia. Begitu juga kita berhasrat untuk mengantar pelajar-pelajar Malaysia melakukan mobility di Indonesia. Begitu juga dosen," jelasnya.
Karena itulah, setengah berkelakar, Dr. Maszlee mengutarakan keinginannya agar jumlah mahasiswa NTB dilipatgandakan hingga 10 kali lebih banyak.
"Kalau tadi saya bilang ke Bapak Doktor, berapa bilangan, dia bilang 200 kali ini. Mungkin di masa hadapan 2000," katanya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah, mengatakan makna penting yang mendasari kerjasama ini adalah memperkuat saling pemahaman antara Indonesia dan Malaysia.
Menurut Gubernur, miskomunikasi dalam sebuah hubungan, seringkali terjadi karena salah satu pihak tidak mengetahui gambaran dan cerita pihak lain secara utuh.
"Kami sangat berminat mengirimkan putra-putri NTB untuk belajar di Malaysia bukan semata mengejar gelar akademis, Pak Menteri. Tapi lebih dari itu, kita berharap dengan mengirimkan mereka belajar ke Malaysia, ada relasi yang lebih dalam antara dua bangsa ini bisa kita ketahui," ujarnya.
Selain itu, Gubernur, para pelajar yang dikirim ini adalah para aktivis pelajar juga.
"Tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga cerdas dalam banyak aspek. Jadi kami berharap di lima atau 10 tahun mendatang, siapapun yang menjadi pemimpin Indonesia, mereka memiliki koneksi dengan Malaysia," ucapnya.
Gubernur berharap, Menteri Pendidikan Malaysia bersama para rektor perguruan tinggi di Malaysia bisa berkunjung ke Lombok. Menikmati destinasi-destinasi wisata di Lombok.
Gubernur juga menyampaikan terima kasihnya atas sambutan yang luar biasa meriah dari pihak Malaysia.
"Kami merasa terhormat dan merasa dimuliakan dengan hebatnya sambutan yang diberikan jajarannya bersama Pak Rektor. Mudah-mudahan kami juga bisa memberikan sambutan dengan hal yang sama seperti ini ketika Pak Menteri datang ke NTB," jelas Doktor Zul.
Rektor Universiti Utara Malaysia (UUM), Prof Ahmad Bashawir Haji Abdul Ghani mengapresiasi penandatanganan MoU dengan LPP NTB ini. Menurutnya, kebijakan ini akan menjadi investasi yang bermanfaat bagi upaya membangunan kualitas manusia di NTB.
Bashawir mengemukakan, terobosan kebijakan mengirimkan mahasiswa belajar ke Malaysia ini juga membuka akses lebih luas bagi generasi muda Indonesia untuk memperoleh pendidikan berkelas dunia dengan biaya yang murah.
Menurutnya, lewat kerjasama ini, pihaknya akan memberikan insentif berupa iuran spesial. Tidak main-main, insentif yang diberikan kepada penerima beasiswa asal NTB adalah berupa diskon biaya pendidikan hingga separuh dari biaya normal. Ini menjadikan biaya pendidikan di UUM bagi para penerima beasiswa ini dapat menjadi lebih murah daripada di Indonesia.
"Sebenarnya lebih mahal. Tapi karena ini inisiatif pak gubernur, jadi kami dengan senang hati membantu dengan harga spesial," katanya.