Padang, (ANTARA) - Dewan Ulama Thariqah Internasional membantu para perantau asal Sumatera Barat yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya Papua sebesar Rp2,5 miliar.
Dewan Pembina organisasi Dewan Ulama Thariqah Internasional, Syekh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani di Padang, Senin, mengatakan bantuan yang diberikan dalam dua bentuk kepada korban kerusuhan Wamena.
Pertama, bantuan sebesar Rp2,5 miliar untuk korban kerusuhan asal Minangkabau di Wamena yang rumahnya menjadi korban kerusuhan
Penyerahan dana bantuan Rp2,5 miliar ini diberikan langsung secara simbolis oleh Dewan Ulama Thariqah kepada Forum Sumbar Bersatu yang dipercaya untuk menyalurkan dana tersebut
"Forum Sumbar Bersatu kita tunjuk sebagai pelaksana di lapangan dalam pengelolaan bantuan ini," katanya
Sementara itu, bantuan kedua sebesar Rp50 miliar yang akan diberikan kepada seluruh korban kerusuhan di Wamena dalam bantuan modal usaha tanpa bunga.
Dana ini akan diberikan nantinya yang direncanakan akan diberikan langsung oleh Dewan Ulama Thariqah Internasional.
"Bantuan kedua berupa modal usaha ini dihimpun dari ulama berbagai negara. Untuk saat ini baru Rp2,5 miliar secara simbolis yang telah kita serahkan," katanya.
Ia mengatakan Dewan Ulama Thariqah Internasional berdiri diawali dari pertemuan ulama Thariqah se-Sumbar yang diadakan beberapa tahun lalu. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan se-Sumatra hingga Asean.
Pada tahun 2018, Dewan Ulama Thariqah bertransformasi menjadi internasional yang berpusat di Istanbul, Turki. Beberapa negara telah bergabung dalam Dewan Ulama Thariqah Internasional ini di antaranya, Maroko, Aljazair, Jerman, Prancis, Sudan, Mesir dan Amerika Serikat.
Sementara itu Ketua Forum Sumbar Bersatu Mahyusil Rahmat mengatakan pihaknya akan memverifikasi data secara detail bagi setiap korban Minang di Wamena.
"Bagi korban yang sudah kembali ke Sumbar dan ada yang bertahan di sana, tentu kita utamakan dan mereka yang sudah kembali ke Sumbar juga sudah mendapatkan bantuan dari keluarga kita yang lain," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan segera membentuk tim untuk menyalurkan bantuan ini dan turun ke lokasi untuk memberikan bantuan untuk perbaikan fisik bangunan bagi korban yang terdampak.
"Kita bentuk tim khusus agar tidak salah sasaran dan tumpang tindih. Kami berikan langsung dengan mekanisme yang sedang disiapkan," katanya.*
Dewan Pembina organisasi Dewan Ulama Thariqah Internasional, Syekh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani di Padang, Senin, mengatakan bantuan yang diberikan dalam dua bentuk kepada korban kerusuhan Wamena.
Pertama, bantuan sebesar Rp2,5 miliar untuk korban kerusuhan asal Minangkabau di Wamena yang rumahnya menjadi korban kerusuhan
Penyerahan dana bantuan Rp2,5 miliar ini diberikan langsung secara simbolis oleh Dewan Ulama Thariqah kepada Forum Sumbar Bersatu yang dipercaya untuk menyalurkan dana tersebut
"Forum Sumbar Bersatu kita tunjuk sebagai pelaksana di lapangan dalam pengelolaan bantuan ini," katanya
Sementara itu, bantuan kedua sebesar Rp50 miliar yang akan diberikan kepada seluruh korban kerusuhan di Wamena dalam bantuan modal usaha tanpa bunga.
Dana ini akan diberikan nantinya yang direncanakan akan diberikan langsung oleh Dewan Ulama Thariqah Internasional.
"Bantuan kedua berupa modal usaha ini dihimpun dari ulama berbagai negara. Untuk saat ini baru Rp2,5 miliar secara simbolis yang telah kita serahkan," katanya.
Ia mengatakan Dewan Ulama Thariqah Internasional berdiri diawali dari pertemuan ulama Thariqah se-Sumbar yang diadakan beberapa tahun lalu. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan se-Sumatra hingga Asean.
Pada tahun 2018, Dewan Ulama Thariqah bertransformasi menjadi internasional yang berpusat di Istanbul, Turki. Beberapa negara telah bergabung dalam Dewan Ulama Thariqah Internasional ini di antaranya, Maroko, Aljazair, Jerman, Prancis, Sudan, Mesir dan Amerika Serikat.
Sementara itu Ketua Forum Sumbar Bersatu Mahyusil Rahmat mengatakan pihaknya akan memverifikasi data secara detail bagi setiap korban Minang di Wamena.
"Bagi korban yang sudah kembali ke Sumbar dan ada yang bertahan di sana, tentu kita utamakan dan mereka yang sudah kembali ke Sumbar juga sudah mendapatkan bantuan dari keluarga kita yang lain," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan segera membentuk tim untuk menyalurkan bantuan ini dan turun ke lokasi untuk memberikan bantuan untuk perbaikan fisik bangunan bagi korban yang terdampak.
"Kita bentuk tim khusus agar tidak salah sasaran dan tumpang tindih. Kami berikan langsung dengan mekanisme yang sedang disiapkan," katanya.*