Mataram (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap bersama Masyarakat Relawan Indonesia (ACT-MRI) Cabang Nusa Tenggara Barat memulai program Hari Kemanusiaan (Humanity Day) berupa pelatihan bantuan hidup dasar dan penanganan kebakaran ke sekolah se-NTB
Kepala ACT Cabang NTB Lalu Muhammad Alfian, Kamis menjelaskan dengan dimulainya program Humanity Day diharapkan para pelajar di NTB mendapatkan pelatihan mitigasi bencana dan penanganan kedaruratan di sekolah.
"Kami ingin membentuk satuan Korps Relawan Muda (KRM) di sekolah-sekolah tersebut guna untuk menanamkan jiwa kerelawanan sejak dini dan masif mulai di bangku sekolah," kata Alfian yang juga Ketua MRI NTB.
Sekolah pertama yang dikunjungi tim ACT-MRI NTB adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.
Mereka memberikan materi bantuan hidup dasar dan penanganan kebakaran. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa kelas 10 dan kelas 11.
Para siswa sangat antusias mengikuti materi walaupun di lapangan dan di bawah terik matahari siang hari.
Para siswa juga diberikan kesempatan mampraktikkan langsung materi yang telah diberikan oleh para pelatih.
Menurut Alfian, tim yang memberikan pelatihan adalah relawan medis yang sudah mempunyai sertifikat di bidang respon kedaruratan.
Ia berharap melalui pelatihan yang diberikan para pakar di bidangnya, para siswa nantinya bisa mengambil inisiatif serta tindakan cepat dan tepat ketika dalam kondisi kedaruratan, baik di sekolahnya maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
"Siapapun bisa terjebak dalam kondisi darurat, di mana hanya kita yang mungkin untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau pun bencana. Masalahnya adalah, apakah kita mampu dan layak untuk memberikan pertolongan? Hati-hati, karena menolong dengan kemampuan seadanya justru dapat mencelakakan korban," kata Alfian.
Dalam kesempatan itu, Tim ACT-MRI Cabang NTB juga melakukan aksi penggalangan dana untuk para korban gempa bumi Ambon dan Maluku.
Kepala ACT Cabang NTB Lalu Muhammad Alfian, Kamis menjelaskan dengan dimulainya program Humanity Day diharapkan para pelajar di NTB mendapatkan pelatihan mitigasi bencana dan penanganan kedaruratan di sekolah.
"Kami ingin membentuk satuan Korps Relawan Muda (KRM) di sekolah-sekolah tersebut guna untuk menanamkan jiwa kerelawanan sejak dini dan masif mulai di bangku sekolah," kata Alfian yang juga Ketua MRI NTB.
Sekolah pertama yang dikunjungi tim ACT-MRI NTB adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.
Mereka memberikan materi bantuan hidup dasar dan penanganan kebakaran. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa kelas 10 dan kelas 11.
Para siswa sangat antusias mengikuti materi walaupun di lapangan dan di bawah terik matahari siang hari.
Para siswa juga diberikan kesempatan mampraktikkan langsung materi yang telah diberikan oleh para pelatih.
Menurut Alfian, tim yang memberikan pelatihan adalah relawan medis yang sudah mempunyai sertifikat di bidang respon kedaruratan.
Ia berharap melalui pelatihan yang diberikan para pakar di bidangnya, para siswa nantinya bisa mengambil inisiatif serta tindakan cepat dan tepat ketika dalam kondisi kedaruratan, baik di sekolahnya maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
"Siapapun bisa terjebak dalam kondisi darurat, di mana hanya kita yang mungkin untuk memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan atau pun bencana. Masalahnya adalah, apakah kita mampu dan layak untuk memberikan pertolongan? Hati-hati, karena menolong dengan kemampuan seadanya justru dapat mencelakakan korban," kata Alfian.
Dalam kesempatan itu, Tim ACT-MRI Cabang NTB juga melakukan aksi penggalangan dana untuk para korban gempa bumi Ambon dan Maluku.