ACT-MRI membangun dapur umum untuk pengungsi di Mataram

id ACT NTB,MRI NTB,Pondok Perasi,Pengungsi

ACT-MRI membangun dapur umum untuk pengungsi di Mataram

Relawan ACT-MRI NTB menyiapkan nasi dan lauk pauk siap santap di dapur umum yang dibangun di sekitar area pengungsian warga Pondok Perasi Ampenan, di Kelurahan Bintaro, Kota Mataram, Jumat (10/1/2020). (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap-Masyarakat Relawan Indonesia (ACT-MRI) Nusa Tenggara Barat membangun dapur umum untuk warga Pondok Perasi Ampenan, Kota Mataram, yang berada di pengungsian karena rumahnya digusur setelah kalah sengketa di pengadilan.

"Dapur umum ini insya Allah akan memproduksi paket makanan sejumlah 200 bungkus sekali masak dan akan dibagikan sore hari untuk makan malam warga. Menunya pun beragam, sesuai standar gizi," kata Koordinator Dapur Umum ACT-MRI NTB, Fathul Azim, di lokasi pengungsian Kelurahan Bintaro, Kota Mataram, Jumat.

Dapur umum yang diinisiasi oleh ACT NTB bersama MRI NTB tersebut mendapat sambutan positif dari puluhan kepala keluarga yang mengungsi di tenda darurat.

Para relawan membagikan nasi yang sudah siap ke lokasi pengungsian. Warga pun menerima dengan suka cita.



Beberapa warga menceritakan kondisi mereka bila hujan mulai turun. Mereka harus rela beraktivitas di atas air setinggi mata kaki orang dewasa yang menggenangi tenda.

Kebutuhan yang sangat mendesak berupa bahan makanan, keperluan bayi, personal hyegine, selimut, pelayanan kesehatan dan baju layak pakai.

Komandan MRI NTB, Lalu Muhammad Alfian mengatakan, semoga sedikit kontribusi yang sudah disalurkan bisa meringankan beban warga yang mengungsi dan membawa keberkahan.

"Kami akan terus berusaha membersamai para warga yang direlokasi," kata Alfian sambil berharap kepada masyarakat untuk terus menyisipkan doa bagi warga yang sekarang bertahan di tenda-tenda relokasi, serta ringankan beban saudara yang sangat membutuhkan uluran tangan dengan bantuan terbaik melalui rekening Aksi Cepat Tanggap BNI Syariah # 8660291020010023.

Pemerintah Kota Mataram membangun tenda pengungsian di tanah lapang seluas 8.000 meter persegi di Kelurahan Bintaro, sebelum hunian sementara (huntara) rampung dibangun untuk 83 kepala keluarga yang tergusur dari rumahnya.

Selama itu juga, pemerintah kota memastikan kondisi dan kebutuhan dasar warga nelayan di pengungsian bisa terpenuhi, seperti, air bersih, dapur umum, MCK, kesehatan, termasuk untuk kebutuhan pangan.