Jakarta (ANTARA) - Gerakan yang bernama "Solidaritas Emak Emak" melakukan aksi teatrikal tabur bunga sebagai tanda duka atas meninggalnya lima orang anak muda dalam demonstrasi beberapa waktu lalu, di depan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu.
"Saya mewakili ibu- ibu, emak-emak di seluruh Indonesia. Kami berduka melihat korban demo meninggal, anak-anak ditahan tanpa kejelasan, " kata salah satu anggota solidaritas itu, Kokom Komalawati dalam orasinya.
Mereka turut membawa kertas tuntutan seperti "Stop Intimidasi kepada Keluarga Korban Demo", "Stop Kekerasan dan Intimidasi Aparat terhadap Demonstran saat Aksi".
Dalam aksi tersebut para emak- emak yang berasal dari Jakarta dan Tangerang itu meminta Polisi untuk membebaskan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan pascademo.
Mereka juga menuntut Polda Metro Jaya secara terbuka dan transparan memberikan data tentang mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan agar orang tua dan keluarga dapat mengetahui keadaan anak- anaknya.
Mereka berharap dengan adanya keterbukaan data tersebut mahasiswa dan pelajar tersebut mendapatkan haknya berupa pendampingan hukum.
Gerakan "emak- emak" itu juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar menghentikan pelarangan terhadap penyampaian pendapat dan pengancaman 'Drop Out'.
Aksi teatrikal tabur bunga ini merupakan aksi kedua yang dilakukan oleh 'Solidaritas Emak- Emak' di depan Polda Metro Jaya.
Para emak- emak tersebut berharap agar tidak ada lagi kasus kekerasan yang dilakukan oleh penegak hukum kepada masyarakat ketika melakukan penyampaian pendapat di ruang publik.
"Saya mewakili ibu- ibu, emak-emak di seluruh Indonesia. Kami berduka melihat korban demo meninggal, anak-anak ditahan tanpa kejelasan, " kata salah satu anggota solidaritas itu, Kokom Komalawati dalam orasinya.
Mereka turut membawa kertas tuntutan seperti "Stop Intimidasi kepada Keluarga Korban Demo", "Stop Kekerasan dan Intimidasi Aparat terhadap Demonstran saat Aksi".
Dalam aksi tersebut para emak- emak yang berasal dari Jakarta dan Tangerang itu meminta Polisi untuk membebaskan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan pascademo.
Mereka juga menuntut Polda Metro Jaya secara terbuka dan transparan memberikan data tentang mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan agar orang tua dan keluarga dapat mengetahui keadaan anak- anaknya.
Mereka berharap dengan adanya keterbukaan data tersebut mahasiswa dan pelajar tersebut mendapatkan haknya berupa pendampingan hukum.
Gerakan "emak- emak" itu juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar menghentikan pelarangan terhadap penyampaian pendapat dan pengancaman 'Drop Out'.
Aksi teatrikal tabur bunga ini merupakan aksi kedua yang dilakukan oleh 'Solidaritas Emak- Emak' di depan Polda Metro Jaya.
Para emak- emak tersebut berharap agar tidak ada lagi kasus kekerasan yang dilakukan oleh penegak hukum kepada masyarakat ketika melakukan penyampaian pendapat di ruang publik.