Banjarmasin (ANTARA) - Mahasiswa pecinta alam (Mapala) se-Indonesia melakukan gerakan "Save Meratus" sebagai upaya penyelamatan sumber daya alam di Kalimantan Selatan dari upaya penjarahan maupun pertambangan.

Memulai gerakan tersebut, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina memberikan materi dalam kegiatan Temu Wicara Kenal Medan (TWKM) XXXI yang diselenggarakan di Auditorium Mastur Jahri, Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Selasa .

Pada kesempatan tersebut, Ibnu menyampaikan rasa syukur karena bisa berada di tengah-tengah Mapala se-Indonesia, dalam suasana penuh keakraban dengan spirit yang sama, untuk menyatukan langkah menyelamatkan sumber daya alam.

Menurut dia, penyelamatan sumber daya alam tersebut, demi kelestarian dan juga masa depan umat manusia khusnya di Provinsi Kalimantan selatan.

Ia berpesan, komitmen untuk menyelamatkan bumi, harus diikuti oleh langkah-langkah kecil yang harus terus dilakukan, sehingga suatu saat menjadi gelombang besar yang akan menjadi sebuah gerakan bersama.

"Oleh karena itu, ketika kita menjadi seorang pecinta alam, saya yakin dan percaya kita bersahabat dengan bumi. Boleh nikmati suasana dan keindahanya, tapi jangan sampai mengambil sesuatu yang tidak diperkenankan," katanya.

Ibnu Sina yang didaulat menjadi pembicara utama dalam acara tersebut juga berpesan, peserta boleh meninggalkan jejak kaki dalam setiap langkah-langkah pecinta alam, akan tetapi jangan meninggalkan sampah di hutan-hutan.

"Mudah-mudahan kawan semua dalam keadaan sehat, nikmati suasana Kalsel dan kita selamatkan Meratus kita. Dari sini kita akan menghasilkan sebuah komitmen untuk menyelamatkan bumi kita, menyelamatkan meratus kita dan menyelamatkan dunia ini," katanya.

Kegiatan ini tidak hanya dihadiri Mapala yang ada di Kota Banjarmasin, akan tetapi juga dihadiri Mapala dari luar daerah di Indonesia, untuk datang ke Kalimantan Selatan.
 

Pewarta : Ulul Maskuriah/Hasan Zainuddin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024