Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono menekankan pentingnya pendekatan seni dan budaya untuk menggugah kesadaran masyarakat dalam menyikapi krisis lingkungan global.
“Seni adalah bahasa jiwa, dan musik adalah bahasa universal yang mampu menembus batas-batas identitas, agama, suku, bahkan ideologi,” ujar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam peluncuran video musik "Save Our World" di Jakarta, Selasa.
AHY mengatakan bahwa seni, terutama musik memiliki kekuatan untuk menjangkau akal dan rasa manusia di ruang-ruang yang tidak bisa ditembus oleh retorika teknokratis maupun pendekatan politis.
Lagu "Save Our World", lanjut AHY, merupakan ciptaan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ditulis usai mengikuti Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim dan Penyelamatan Hutan di Oslo, Norwegia pada tahun 2010. Menurut dia, lagu ini menjadi ajakan moral dan panggilan aksi untuk menyelamatkan lingkungan, yang kini diwujudkan kembali dalam format video musik.
“Kami yakin, menyelamatkan bumi bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Ini adalah tugas kita bersama,” ucap AHY.
Lebih jauh, AHY menyoroti krisis iklim sebagai ancaman besar abad ke-21 yang dapat memengaruhi keamanan, kesejahteraan, dan keberlangsungan hidup generasi mendatang.
Menteri Koordinator (Menko) Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu juga mengingatkan bahwa pembangunan sejati tidak hanya membangun yang tampak, tetapi juga menjaga yang tak tergantikan.
Ia menyebut, The Yudhoyono Institute telah aktif selama delapan tahun terakhir mengusung inisiatif di bidang keberlanjutan, termasuk melalui forum akademis, kolaborasi lintas lembaga, dan kini melalui jalur seni budaya.
Baca juga: SBY sebarkan pesan selamatkan Bumi lewat jalan seni
“Lagu ini bukan sekadar ekspresi keprihatinan, tapi seruan untuk bersatu dan bertindak. Mari kita pastikan, dari Indonesia terdengar suara yang kuat bahwa kita tidak akan tinggal diam saat bumi terluka,” pungkas AHY.
Diketahui, "Save Our World” yang diproduksi The Yudhoyono Institute merupakan sebuah karya kolaboratif dari SBY dan 35 artis Indonesia lintas generasi yang memadukan kekuatan musik dan pesan lingkungan untuk menyuarakan kepedulian terhadap bumi.
Baca juga: Penguatan konsumsi dalam negeri kunci pertimbuhan ekonomi
Adapun penyanyi dan musisi yang turut berpartisipasi dalam karya ini antara lain Almarhumah Titiek Puspa, Ernie Djohan, Titiek Sandhora, Vina Panduwinata, Yuni Shara, Sandhy Sondoro, Ita Purnamasari, Joy Tobing, Edo Kondologit, Saykoji, Tantri Shalindri (Kotak), Andy /rif, Ariyo Wahab, Novia Bachmid dan lainnya.
Keterlibatan para musisi dan penyanyi ini memperkuat semangat lintas generasi dalam menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan.
