Surabaya (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) RI selama lima tahun ke depan akan fokus pada integrasi riset penelitian serta inovasi sehingga anggaran juga dapat difokuskan dan tidak terpecah-pecah.

"Jadi pertama kita fokus ke integrasi riset penelitian dan inovasi dulu. Kalau fokusnya banyak, anggaran juga jadi terpecah atau kecil," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Surabaya, Senin.

Ia menambahkan selain itu pihaknya juga mendorong ekosistem yang benar-benar melahirkan inovasi untuk bangsa Indonesia.

Hal itu juga terkait dengan tujuan ke depan yakni agar Indonesia mampu menjadi negara maju pada 2045 dan bisa bersaing di level internasional.

"Walaupun masih lama, kita harus mengubah berbagai konsep termasuk konsep ekonomi kita," ujar dia.

Untuk konsep ekonomi tersebut, Indonesia harus mengubah sistem dari "efficiency-driven economy" atau ekonomi berbasis efisiensi ke "inovation-driven economy" atau ekonomi berbasis inovasi.

Selain itu, pemerintah juga akan menjadikan penelitian serta inovasi di bidang otomotif dan kesehatan masuk ke dalam prioritas riset nasional.

"Jika sudah masuk prioritas riset nasional maka akan ada alokasi anggaran untuk mendukungnya," tambahnya.

Pemerintah akan mulai mendorong dan melakukan konsultasi atau forum bersama sektor usaha. Karena, dunia usaha diharapkan bisa terjun langsung untuk melakukan perkembangan dua produk inovasi tersebut.

Tindak lanjut ke dunia usaha itu nantinya ditujukan bagi pengembangan mobil dan sepeda motor listrik karya Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hal yang sama juga dilakukan bagi Universitas Airlangga dengan temuan di bidang medis yaitu stem cell dan kapsul cangkang dari rumput laut.


Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024