Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyiagakan puluhan personel taruna tanggap bencana (Tagana), sebagai upaya antisipasi bencana menjelang masuknya musim hujani.
"Personel tagana yang kami miliki sebanyak 40 orang ditambah 10 orang satgas sosial yang juga kami optimalkan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Hj Baiq Asnayati di Mataram, Rabu.
Para personel tagana tersebut, selain disiagakan pada posko utama di Dinsos dan secara bergantian melakukan pengawasan, mereka juga melakukan pemantauan potensi bencana di kota ini dan memberikan informasi cepat terhadap potensi yang ada agar bisa segera ditindaklanjuti.
Dalam upaya kesiapsiagaan bencana di Kota Mataram yang telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Mataram, Dinsos menjadi koordinator kelompok kerja (pokja) evakuasi pascabencana.
"Kami memiliki beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, yang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan evakuasi pascabencana," katanya.
Menurutnya, beberapa kegiatan evakuasi pascabencana yang menjadi tugasnya misalnya ketika terjadi bencana banjir, dilakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak sekaligus melakukan identifikasi terhadap para korban.
Kemudian, mendata berbagai kebutuhan para korban untuk diberikan bantuan seperti kebutuhan sandang dan pangannya. "Bila korban perlu diungsikan maka kita harus memfasilitasi termasuk jika dibutuhkan keberadaan dapur umum dan lainnya," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram Dedi Supriadi sebelumnya mengatakan, sebagai salah satu upaya penanganan pascabencana pihaknya telah menyiapkan beras canangan pangan untuk mengantisipasi terjadinya berbagai bencana menjelang masuknya musim hujan tahun ini.
"Di gudang cadangan pangan saat ini kami sudah menyiapkan sebanyak 9 ton 120 kilogram beras untuk antisipasi bencana," katanya.
Beras cadangan pangan itu, lanjutnya, sudah dikemas per 5 kilogram dan per 10 kilogram, sehingga begitu ada bencana dan permintaan bantuan beras dari kelurahan yang terkena dampak bencana bisa langsung didistribusikan.
"Beras cadangan pangan yang kami siapkan, sudah dikemas dan siap distribusi," katanya.
Menurut Dedi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencaan Daerah (BPBD) Kota Mataram ini, bencana yang sering terjadi di Mataram adalah banjir dan abrasi pantai, setiap akhir dan awal tahun.
Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah bencana banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.
"Personel tagana yang kami miliki sebanyak 40 orang ditambah 10 orang satgas sosial yang juga kami optimalkan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Hj Baiq Asnayati di Mataram, Rabu.
Para personel tagana tersebut, selain disiagakan pada posko utama di Dinsos dan secara bergantian melakukan pengawasan, mereka juga melakukan pemantauan potensi bencana di kota ini dan memberikan informasi cepat terhadap potensi yang ada agar bisa segera ditindaklanjuti.
Dalam upaya kesiapsiagaan bencana di Kota Mataram yang telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Mataram, Dinsos menjadi koordinator kelompok kerja (pokja) evakuasi pascabencana.
"Kami memiliki beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, yang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan evakuasi pascabencana," katanya.
Menurutnya, beberapa kegiatan evakuasi pascabencana yang menjadi tugasnya misalnya ketika terjadi bencana banjir, dilakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak sekaligus melakukan identifikasi terhadap para korban.
Kemudian, mendata berbagai kebutuhan para korban untuk diberikan bantuan seperti kebutuhan sandang dan pangannya. "Bila korban perlu diungsikan maka kita harus memfasilitasi termasuk jika dibutuhkan keberadaan dapur umum dan lainnya," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram Dedi Supriadi sebelumnya mengatakan, sebagai salah satu upaya penanganan pascabencana pihaknya telah menyiapkan beras canangan pangan untuk mengantisipasi terjadinya berbagai bencana menjelang masuknya musim hujan tahun ini.
"Di gudang cadangan pangan saat ini kami sudah menyiapkan sebanyak 9 ton 120 kilogram beras untuk antisipasi bencana," katanya.
Beras cadangan pangan itu, lanjutnya, sudah dikemas per 5 kilogram dan per 10 kilogram, sehingga begitu ada bencana dan permintaan bantuan beras dari kelurahan yang terkena dampak bencana bisa langsung didistribusikan.
"Beras cadangan pangan yang kami siapkan, sudah dikemas dan siap distribusi," katanya.
Menurut Dedi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencaan Daerah (BPBD) Kota Mataram ini, bencana yang sering terjadi di Mataram adalah banjir dan abrasi pantai, setiap akhir dan awal tahun.
Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB. Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah bencana banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.