Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat,  terus meningkatkan kesiapsiagaan bencana, dengan menyiapkan  posko bencana di areal halaman pendopo wali kota setempat, sebagai salah satu bentuk kesiapsigaan terhadap berbagai potensi bencana.

"Anomali cuaca ekstrem dari panas menuju hujan lebat dengan intensitas tinggi, perlu kita antisipasi sedini mungkin dan pembukaan posko ini menjadi bagian dari ikhtiar kita," kata Plh Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram Lalu Martawang, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, untuk melengkapi posko bencana tersebut saat ini sedang dipersiapkan personel yang akan siaga 24 jam secara bergantian, dari OPD terkait.
Misalnya, dari  BPBD,  Dinas Sosial melalui pasukan tagananya, Dinas Kesehatan dan tim reaksi cepat (TRC) dari RSUD Kota Mataram, serta OPD terkait lainnya.

"Jadi nanti, kita buat dengan sistem piket bergilir agar ketika masyarakat membutuhkan informasi dan bantuan tanggap bencana, tim bisa bergerak cepat dan tepat," ujarnya. Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana. (Humas Pemkot Mataram) mengecek kesiapsiagaan menghadapi bencana. (Humas Pemkot Mataram)
Di sisi lain, untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat telah dibentuk grup "WahatsApp" Kesiapsiagaan Bencana, yang beranggotakan semua OPD terkait, camat da lurah se-Kota Mataram. 

"Dengan demikian, kita bisa melihat apa bentuk konkret dari OPD terkait melakukan antisipasi bencana," ujar Martawang yang juga menjabat sebagai Asisten I Bidang Pemerintahaan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram.

Menurutnya, upaya-upaya antisipasi bencana melalui kegiatan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan pemerintah kota bukan berarti mendoakan ada bencana, akan tetapi meminimalkan dampak bencana.

Selain membentuk posko bencana di halaman pendopo wali kota setempat, juga dibentuk posko di Kantor BPBD Kota Mataram Jalan Lingkar Selatan, serta pengawasan di areal sepanjang pantai.

"Petugas TRC yang kami miliki juga aktif berkeliling memantau kondisi pesisir pantai, serta sejumlah titik rawan banjir dan genangan di kota ini," katanya.

Pasalnya, hujan dengan intesnsitas tinggi atau hujan di hulu dapat juga memicu terjadinya banjir dan genangan di Kota Mataram. 

Kondisi itu terjadi karena ada beberapa kawasan di Kota Mataram yang ketinggiannya relatif rendah dibanding permukaan laut sehingga berpotensi terjadi genangan.

Di samping itu  seiring dengan masuknya tahun 2020 dan Tahun Baru Imlek yang biasanya disertai dengan hujan dan angin kencang. BPBD telah melakukan pemetaan terhadap terjadinya potensi ekstrem yang terjadi dan bagaimana mengantisipasinya.
Oleh karena itu dalam kegiatan apel kesiapsigaan bencana, dilakukan pengecekan langsung dari dua sisi.

Pertama kesiapan personel termasuk perlengkapan yang dimiliki baik dari keamanan maupun identitas dari masing-masing OPD teknis.

Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap peralatan yang dimiliki setiap OPD teknis.
 Misalnya, angin kencang yang berpotensi terjadinya pohon tumbang maka peralatan yang akan digunakan untuk melakukan pemotongan pohon dan perantingan harus dipastikan siap pakai.

“Pastikan gergaji yang akan digunakan adalah gergaji yang siap pakai, termasuk mesinnya,” katanya. Apel kesiapsiagaan (Humas Pemkot Mataram)

Selain itu, terhadap potensi terjadinya genangan yang dipicu oleh aliran air tidak berjalan dengan baik, maka antisipasinya adalah dengan normalisasi terhadap daerah aliran sungai dan drainase.

“Hal itu dapat dilakukan oleh petugas pasukan biru dari PUPR, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,” ujarnya.

Terhadap hal itu secara keseluruhan, Pemerintah Kota Mataram telah membuat imbauan agar semua OPD berada pada posisi kesiapsiagaan yang sama. 

Begitu juga dengan masyarakat, agar bisa melaksanakan kegiatan gotong royong membersihan di lokasi pemukiman masing-masing supaya bisa antisipasi seminimal mungkin dampak yang ditimbulkan jika benar bencana itu terjadi.

PUPR juga telah diingatkan  melakukan kesiapan mesin penyedot air, di kawasan Sambrok dipastikan dapat berfungsi dan siap pakai. “Olinya bagus, minyaknya terisi dan mesinnya berfungsi dengan baik, sehingga ketika dibutuhkan dia sudah dalam posisi ‘ready’,” katanya. 

Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat, yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di daerah ini.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lainnya yang mengancam wilayah Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB adalah bencana banjir, kebakaran permukiman, gelombang pantai dan abrasi serta rawan konflik sosial.
Dari pengalaman tahun–tahun sebelumnya,  menjelang akhir tahun dan awal tahun Kota Mataram selalu dihadapkan dengan berbagai potensi bencana seiring dengan terjadinya perubahan cuaca.

Musim angin barat berupa hujan lebat dan angin kencang memicu terjadinya banjir dan abrasi pantai yang selalu menjadi “langgaran” setiap di Kota Mataram.
Oleh karena itu, sebagai upaya meminimalkan dampak bencana Pemerintah Kota telah melakukan berbagai langkah-langkah antisipasi untuk meminimalkan dampak terhadap bencana yang akan terjadi. Pembersihan sungai (Humas Pemkot Mataram)

Apalagi bedasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perkiraan awal musim hujan di Kota Mataram pada minggu kedua November, sedangkan puncak musim hujan terjadi pada Bulan Januari atau Februari 2020.

Karenanya,  sebagai bentuk keseriusan dan komitmen Pemerintah Kota Mataram meminimalkan dampak bencana, pemerintah kota telah melaksanakan rapat koordinasi kesiapsiagaan bencana yang dilanjutkan dengan apel kesiapsiagaan bencana pada Jumat (8/11).

Di samping itu, sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana Pemerintah Kota Mataram, juga telah  menyebar imbauan kepada masyarakat melalui aparat pemerintah setempat untuk mewaspadai potensi bencana terkait mulai masuknya musim hujan.

Imbauan itu dikeluarkan, katanya, karena merujuk pada informasi BMKG Mataram menyebutkan musim hujan di Mataram mulai terjadi bulan November dan puncaknya pada Januari-Februari 2020.

"Kondisi itu berpotensi menimbulkan genangan, banjir, angin kencang dan tingginya gelombang pantai atau rob," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Martawang yang juga  Plh Kepala Bada Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, dalam imbauan Nomor: 005/720/BPBD/XI/2019, pemerintah mengingatkan beberapa point penting waspada bencana.

"Setidaknya ada lima point yang kita tekankan kepada masyarakat untuk mengantisipasi berbagai dampak bencana," katanya.

Dikatakan, lima poin yang dimaksudkan itu meliputi meningkatan kewaspadaan, kesiapsiagaan dalam menghadapi musim hujan dan kemungkinan timbulnya baha maupun gangguan kesehatan.

Selanjutnya, masyarakat diimbau melakukan gotong royong pembersihan saluran, drainase, selokan di lingkungan masing-masing. Dilarang membuang sampah disembarang tempat dan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu fungsi saluran, drinase dan selokan.

Pemerintah kota juga mengimbau masyarakat untuk hati-hati berlalulintas di jalan, menjaga kemungkinan bencana akibat angin kencang dan potensi bencana lainnya.

Terakhir lanjut Martawang, masyarakat diminta berpartisipasi bilamana terjadi bencana segera melaporkan ke aparat terdekat, camat, lurah atau instansi terkait kesiapsiagaan bencana BPBD Kota Mataram pada layanan telepon 0370-6172447.

"Diharapkan, dengan adanya imbauan tersebut kita bisa meminimalkan berbagai dampak dari potensi bencana," ujarnya.

Sementara Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, mengingatkan, urusan kebencanaan untuk memastikan bahwa semua memiliki respon dan sikap tanggap terhadap penanganan kondisi kebencanaan dan kedaruratan di wilayah Kota Mataram. 

Untuk itu, wakil wali kota mengingatkan agar semua personel memiliki skenario penanganan yang baik serta dalam penanganan bencana juga harus memiliki alur komando dan informasi sesuai aturan.

“Saya berharap semua instrument yang kita punya, perlengkapan, peralatan dan  armada mobil i betul-betul sudah ‘prepare’, siap pakai,” katanya.

Di sisi lain, Mohan juga mengingatkan pimpinan OPD teknis agar memperhatikan para petugas yang bekerja dari pagi bahkan sampai subuh, terutama masalah kesehatan, kemananan, juga peralatan-peralatan yang berkaitan dengan keamanannya.

“Pekerja harus dilengkapai dengan  pelaratan sesuai standar keselamatan, seperti helm, sepatu, dan pengam lainnya yang memadai serta peralatan-peralatan yang mendukung,” katanya. (*/Adv)



 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024