Mataram (ANTARA) - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sambelia, di Kabupaten Lombok Timur, untuk memperkuat sistem kelistrikan Lombok, mulai awal 2020.
General Manager PLN UIW NTB, Rudi Purnomoloka, di Mataram, Kamis mengatakan, PLTS Sambelia berkapasitas 5 Mwac, kapasitas 5 Mwac, merupakan salah satu wujud komitmen PLN terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di NTB.
Sebelumnya, PLN UIW NTB telah mengoperasikan tiga PLTS untuk memperkuat sistem kelistrikan Lombok pada Juli 2019.
"Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan EBT di NTB. Rencana jangka panjang, masih akan ada beberapa titik yang akan kita jelajah lagi," kata Rudi.
Ia menyebutkan pembangunan PLTS Sambelia dimulai sejak Agustus 2017, hingga beroperasi pada akhir Desember 2019.
Selain energi yang ramah lingkungan, pengoperasian PLTS tersebut akan berdampak pada efisiensi karena akan mampu mengurangi pemakaian bahan bakar minyak pada beberapa pembangkit di NTB.
"PLTS jauh lebih efisien terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Selisihnya sekitar Rp900 per kWh terhadap pembangkit yang menggunakan solar . Namun, meski efisien, pastinya tidak akan mempengaruhi mutu dan kualitas layanan kami kepada masyarakat," ujar Rudi.
Pengoperasian PLTS Sambelia, lanjut dia, juga memberikan berkontribusi positif terhadap bauran energi di NTB.
Pada Juni 2019, PLTS hanya memberikan kontribusi sebesar 0,1 persen terhadap bauran energi di NTB . Namun, pada akhir 2019, kontribusinya meningkat menjadi 2.8 persen.
Secara keseluruhan, PLN UIW NTB telah mengoperasikan PLTS di tujuh lokasi tersebar, yaitu Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, di Kabupaten Lombok Utara. Selain itu, Sengkol di Kabupaten Lombok Tengah, dan Selong, Pringgabaya, serta Sambelia, di Kabupaten Lombok Timur.
Ketujuh PLTS tersebut mampu menyuplai sebesar 8.5 persen dari daya mampu total pada siang hari untuk sistem Lombok, yaitu sebesar 233 mega Watt (MW).
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB , Muhammad Husni, menyampaikan terima kasih dan juga apresiasi atas beroperasinya PLTS Sambelia tersebut.
Menurut dia, beroperasinya PLTS Sambelia tersebut menunjukkan komitmen PLN untuk terus berupaya mewujudkan kebijakan pemerintah dan Pemerintah Provinsi NTB, terkait peningkatan kontribusi EBT dalam pemenuhan kebutuhan energi khususnya energi listrik.
"Saya berharap agar ke depan akan terus diupayakan peningkatan kontribusi dimaksud, sehingga target kontribusi EBT sebesar 23 persen pada 2025 dapat kita wujudkan," kata Husni.
Data PLN UIW NTB hingga akhir 2019, total daya yang dibangkitkan dari pembangkit EBT adalah sebesar 36.2 MW atau sebesar 12.5 persen dari total keseluruhan daya mampu pembangkit, yaitu sebesar 289 MW. Rata-rata EBT tersebut bersumber dari air dan juga tenaga surya.
General Manager PLN UIW NTB, Rudi Purnomoloka, di Mataram, Kamis mengatakan, PLTS Sambelia berkapasitas 5 Mwac, kapasitas 5 Mwac, merupakan salah satu wujud komitmen PLN terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di NTB.
Sebelumnya, PLN UIW NTB telah mengoperasikan tiga PLTS untuk memperkuat sistem kelistrikan Lombok pada Juli 2019.
"Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan EBT di NTB. Rencana jangka panjang, masih akan ada beberapa titik yang akan kita jelajah lagi," kata Rudi.
Ia menyebutkan pembangunan PLTS Sambelia dimulai sejak Agustus 2017, hingga beroperasi pada akhir Desember 2019.
Selain energi yang ramah lingkungan, pengoperasian PLTS tersebut akan berdampak pada efisiensi karena akan mampu mengurangi pemakaian bahan bakar minyak pada beberapa pembangkit di NTB.
"PLTS jauh lebih efisien terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Selisihnya sekitar Rp900 per kWh terhadap pembangkit yang menggunakan solar . Namun, meski efisien, pastinya tidak akan mempengaruhi mutu dan kualitas layanan kami kepada masyarakat," ujar Rudi.
Pengoperasian PLTS Sambelia, lanjut dia, juga memberikan berkontribusi positif terhadap bauran energi di NTB.
Pada Juni 2019, PLTS hanya memberikan kontribusi sebesar 0,1 persen terhadap bauran energi di NTB . Namun, pada akhir 2019, kontribusinya meningkat menjadi 2.8 persen.
Secara keseluruhan, PLN UIW NTB telah mengoperasikan PLTS di tujuh lokasi tersebar, yaitu Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, di Kabupaten Lombok Utara. Selain itu, Sengkol di Kabupaten Lombok Tengah, dan Selong, Pringgabaya, serta Sambelia, di Kabupaten Lombok Timur.
Ketujuh PLTS tersebut mampu menyuplai sebesar 8.5 persen dari daya mampu total pada siang hari untuk sistem Lombok, yaitu sebesar 233 mega Watt (MW).
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB , Muhammad Husni, menyampaikan terima kasih dan juga apresiasi atas beroperasinya PLTS Sambelia tersebut.
Menurut dia, beroperasinya PLTS Sambelia tersebut menunjukkan komitmen PLN untuk terus berupaya mewujudkan kebijakan pemerintah dan Pemerintah Provinsi NTB, terkait peningkatan kontribusi EBT dalam pemenuhan kebutuhan energi khususnya energi listrik.
"Saya berharap agar ke depan akan terus diupayakan peningkatan kontribusi dimaksud, sehingga target kontribusi EBT sebesar 23 persen pada 2025 dapat kita wujudkan," kata Husni.
Data PLN UIW NTB hingga akhir 2019, total daya yang dibangkitkan dari pembangkit EBT adalah sebesar 36.2 MW atau sebesar 12.5 persen dari total keseluruhan daya mampu pembangkit, yaitu sebesar 289 MW. Rata-rata EBT tersebut bersumber dari air dan juga tenaga surya.